Mohon tunggu...
Nikodemus HeruPrayuda
Nikodemus HeruPrayuda Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Mahasiswa UKSW

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

[Kearifan Lokal] "Eha'a" Budaya Petani Kelapa Talaud

12 Desember 2021   16:17 Diperbarui: 12 Desember 2021   16:28 631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan juga saat panen, para petani kelapa tidak perlu menyewa orang untuk memanen, karena pada budaya Eha’a ini para petani kelapa akan saling tolong menolong untuk memanen kelapa. Selain dapat mengurangi kost pengeluaran petani, hal ini juga dapat mempertingan pekerjaan petani.

Aspek Lingkungan (Planet)

Melihat dari aspek lingkungan, dalam budaya Eha’a ini sangat mengedepankan Kesehatan lingkungan, karena tujuan dari budaya ini sendiri adalah supaya sumber daya alam yang ada tidak dimanfaatkan secara berlebihan oleh masyarakat, dan supaya keturunannya tetap dapat memanfaatkan hasil tanah kelahirannya.

Apalagi ketika Budaya Eha'a ini sedang dilaksanakan di suatu lahan, maka siapapun tidak ada yang boleh beraktivitas disana sampai proses Eha'a selesai. Hal ini juga akan dapat memperkecil peluang manusia dalam merusak alam.

Eha’a dan Pertanian Berkelanjutan

Pertanian berkelanjutan merupakan sistem usaha tani yang diusahakan dengan pengurangan imput bahan-bahan kimia, melakukan praktek pertanian konservasi, pengendalian hama-penyakit dan gulma secara bijak dengan mengutamakan penggunaan agen hayati dan pestisida nabati, melakukan pemeliharaan kesuburan tanah dengan melakukan penambahan bahan organik tanah sehingga sistem usaha ini berkelanjutan baik secara fisik/lingkungan, biologi, dan social sekonomi.

Jika melihat pernyataan pertanian berkelanjutan diatas, budaya Eha’a ini dapat mendukung sistem pertanian berkelanjutan, karena tujuan utama dari Budaya Eha’a ini adalah supaya alam tidak dieksploitasi oleh manusia, dan dapat terus dimanfaatkan sampai ke anak cucu mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun