Apa yang kalian pikirkan jika mendengar kata mutiara ? Â yaa... pastinya sesuatu yang indah, menarik, Â dan berharga
Dataran Tinggi Dieng.....
Dieng dikenal oleh masyarakat luas karena udara di daerah ini sangat sejuk dan Dieng memiliki alam yang sangat indah, di sini terdapat beberapa objek wisata yang menyuguhkan pemandangan yang sangat indah, antara lain Bukit Sikunir, Telaga Warna, Kawah Sikidang, dan Bukit Ratapan Angin. Tempat tempat tersebut menjadi tujuan para wisatawan baik wisatawan domestik maupun wisatawan internasional.
Selain dikenal karena kesejukannya dan wisatanya, ternyata dataran Dieng dikenal sebagai penghasil hasil bumi yang tidak kalah dengan daerah lain di Indonesia loh. Dieng merupakan kawasan vulkanik aktif di Jawa Tengah, karena merupakan daerah vulkanik Dieng memiliki tanah dengan tingkat kesuburan yang tinggi.
Sejarah pertanian di dataran Dieng... Sebenarnya lahan lahan pertanian di daerah ini merupakan lahan yang diperoleh dengan cara pembukaan lahan. Pengelolaan lahan di daerah ini kebanyakan masih dikelola oleh petani sendiri atau dikelola secara individu dan beberapa waktu lalu baru ada lembaga yang mau mengayomi pertanian di daerah ini, lembaga ini bernama LPMH ( Lembaga Pertanian Masyarakat Hutan ).
Dataran Dieng memiliki hasil bumi yang sangat beragam, antara lain kentang, wortel, loncang, bawang putih, cabe dieng, terong belanda, kubis, carica,dan seledri.
1.Kentang.
Kentang merupakan tanaman yang menjadi unggulan di daerah Dieng, ini karena dataran Dieng berada di dataran tinggi dan memiliki udara yang sejuk.
Kentang di daerah ini biasa disebut dengan nama kentang Dieng. Kentang Dieng memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan kentang di daerah lain. Daging dari kentang dieng berwarna kuning keemasan, teksturnya lembut dan rasanya manis. Karakteristik diatas menyebabkan kentang dieng memiliki harga yang lebih tinggi disbanding dengan kentang daerah lain.
2.Carica
Selain tanaman utamanya, ada salah satu tanaman yang menarik untuk dibahas yaitu carica. Carica apa itu carisa ?? Yaa.. tanaman ini masih jarang terdengar di telinga kita. Carica memiliki bentuk buah seperti papaya namun ukurannya lebih kecil. Saat masih muda buah carica berwarna hijau dan saat sudah siap panen buah carica berwarna kuning. Buah carica memiliki tekstur yang kenyal dan tidak terlalu tebal.
Sebenarnya bukan hanya buahnya saja yang memiliki bentuk seperti papaya, melainkan pohon carica pun mirip dengan pohon papaya. Inilah yang menyebabkan munculnya spekulasi bahwa carisa merupakan tanaman papaya yang mengalami perubahan ukuran karena ditanam di dataran tinggi dieng. Selain di Dieng tanaman ini hanya dapat kita jumpai di Brazil dan Chili.
Pada awalnya carica hanya diolah secara sederhana yaitu untuk dibuat manisan saja, tapi seiring berjalannya waktu kini carisa sudah diolah menjadi berbagai produk olahan seperti sirup, keripik, selai, dodol, bahkan permen.Â
Awal tanaman carica diterima di kalangan masyarakat Dieng adalah  karena kemampuan berbuah pohon carica terbilang sangat cepat. Saat sudah dewasa buah carica mampu dipanen seminggu sekali, bahkan jika cuaca sedang mendukung buah carica mampu dipanen dua kali dalam seminggu.
Sama seperti di daerah lainnya, di Dieng pun terdapat hama yang dapat mengganggu hasil produksi bahkan dapat membuat gagal panen. Hama tersebut adalah embun es atau embun yang membeku dan melapisi daun tanaman, kalau hal ini sampai terjadi maka ini akan menghambat pertumbuhan tanaman. Hama es ini biasanya terjadi pada saat musim penghujan datang.
Hama ini dapat ditanggulangi dengan cara membuat asap dengan membakar daun kering, ranting pohon, dan batang tanaman atau dapat dengan menyiram air pada tanaman dengan menggunakan selang pada pagi hari, ini juga dapat mengurangi munculnya es.
Semoga Bermanfaat...
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H