Mohon tunggu...
Nikodemus Yudho Sulistyo
Nikodemus Yudho Sulistyo Mohon Tunggu... Dosen - Menulis memberikan saya ruang untuk berdiskusi pada diri sendiri.

Saya bergabung di Kompasiana sekedar untuk berbagi mengenai beragam hal. Saya menyenangi semua yang berhubungan dengan bahasa, sosial, budaya dan filosofi. Untuk konten yang berhubungan dengan kritik sastra, dapat juga ditonton di kanal YouTube saya yang bisa diklik di link profil.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Politik Uhuy Komeng: Skeptisisme Politik dan Pemikiran Biner

27 Februari 2024   07:37 Diperbarui: 27 Februari 2024   09:54 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita dapat dengan mudah menilai sesuatu dengan opisisi biner generasi baru ini tanpa memperhatikan unsur-unsur normatif yang masih merupakan aspek terpenting di dalam hidup kenegaraan dan budaya kita.

Saya sungguh tidak bermasalah bila memang Komeng terpilih menjadi anggota DPD dan kelak mampu melaksanakan tugas, kewajiban dan wewenangnya. Ia secara demokratis memang merupakan pilihan rakyat. Namun, lagi-lagi, saya khawatir dengan pola pikir biner tersebut dimana di masa lalu kita telah berhasil mengupayakan 'jangan menilai buku dari sampulnya', malah sekarang menjadi 'tidak apa sampulnya tidak menarik, isinya sih biasanya bagus', padahal kita juga tidak tahu itu.

Tujuan dari kritik Nietzche terhadap pola pikir biner bukanlah membuat opisisi biner lainnya, melainkan untuk menilai sesuatu dengan baik, detail, beserta dengan kompleksitasnya. Apakah benar orang yang nyeleneh gayanya sebenarnya cerdas, tulus, dan jujur? Dan apakah benar orang yang bergaya rapi sebenarnya penipu serta munafik? Bagaimana bila orang yang nyeleneh gayanya ya memang nyeleneh saja, dan orang yang terlihat cerdas sejatinya memang cerdas?

Jujur, Komeng adalah salah satu komedian idola saya: the comedy king, yang kecepatan melucunya tak bisa ditandingi oleh siapapun. Hampir tiap detik ia bisa melontarkan candaan. Rosi di dalam wawancaranya dengan Komeng bahkan sudah menyampaikan dari awal bahwa wawancara kali ini tidak akan serius, dan memang benar bahwa setiap pertanyaan Rosi dijawab dengan candaan. Maka, yang saya khawatirkan dari awal adalah pola pikir biner generasi baru yang dibalut dengan skeptisisme dalam memilih calon pemimpin dan wakil rakyat. Dengan pemikiran seperti ini, masyarakat akan langsung memilih siapa saja yang mereka anggap 'berani' dan nyeleneh, dibanding yang rapi dan terlihat tertata. Keputusan ini mungkin saja bisa benar, tetapi bukankah menggunakan dasar pemikiran biner tanpa pertimbangan matang serta cerdas juga sama saja keputusan yang salah?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun