Mohon tunggu...
Nikodemus Yudho Sulistyo
Nikodemus Yudho Sulistyo Mohon Tunggu... Dosen - Menulis memberikan saya ruang untuk berdiskusi pada diri sendiri.

Saya bergabung di Kompasiana sekedar untuk berbagi mengenai beragam hal. Saya menyenangi semua yang berhubungan dengan bahasa, sosial, budaya dan filosofi. Untuk konten yang berhubungan dengan kritik sastra, dapat juga ditonton di kanal YouTube saya yang bisa diklik di link profil.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menantang Konsep Etika Bima Yudho Saputro, Etika atau Pembangunan Infrastruktur?

2 Mei 2023   14:52 Diperbarui: 4 Mei 2023   07:25 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
TikTokers Bima Yudho Saputro atau dikenal dengan Awbimax Reborn viral setelah mengkritik Lampung sulit menjadi daerah maju.(TIKTOK @awbimaxreborn via KOMPAS.com)

Namun, dia adalah sosok pemberani, jujur sekaligus bijak. Ia tahu mana yang boleh dan mana yang tidak. Ia juga tahu batasan. Ia juga tidak sombong dan merasa tinggi hati. Buktinya, ketika bertemu tokoh Dewa Ruci, ia merasa sangat kecil dan bersedia menerima 'kekalahan.'

Berbeda dengan yang disampaikan Bima, sejatinya kejujuran juga merupakan bagian dari etika. Jadi, jelas aneh bila mempertentangankan etika dengan kejujuran.

Amerika sendiri sekarang sedang kebingungan dengan serangan kaum woke yang tidak mengacuhkan sopan santun, perilaku dan cara berbicara. Padahal negara itu menganut liberalisme. Begitu juga negara-negara 'kaya akan pembangunan infrastruktur' semacam Kanada dan Jeman yang kini sibuk dengan pertentangan di ranah bahasa: penggunaan pronouns.

Sungguh, penggunaan bahasa termasuk etika, memang sangat penting.

Akhir kata, Bima patut diapresiasi karena begitu gamblang mengkritisi pemerintah Lampung dalam permasalahan infrastruktur. Buktinya, warganet banyak yang mendukungnya.

Namun, laksana Bima sang putra Pandu, Bima Yudho Saputro perlu sadar diri dan mawas diri. Ia juga perlu menerima kritikan, dan bukannya berperilaku tepat seperti pemerintah Lampung yang ia sendiri kritisi.

Banyak warganet yang sempat membuatnya resah karena menyebut dan merundungnya dengan sebutan 'bencong' karena perilaku dan cara berbicaranya. Bima mengatakan bahwa orang-orang tersebut lari dari fokus atau substansi dari kritik yang ia sampaikan.

Nah, Bima, bukankah memiliki adab dan etika berbahasa memang penting? Buktinya, Anda menyebut Megawati Soekarnoputri sebagai janda, yang mana tidak substansif. Janda-nya tidak ada hubungannya dengan apapun yang Anda kritisi, bukan? Itulah yang disebut dengan etika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun