Mohon tunggu...
Nikolaus Loy
Nikolaus Loy Mohon Tunggu... Dosen - Dosen HI UPN Veteran Yogyakarta

Menulis artikel untuk menyimpan ingatan. Menulis puisi dan cerpen untuk sembuh. Suka jalan-jalan ke gunung dan pantai. Suka masak meski kadang lebih indah warna dari rasa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pada Perempuan Bermata Hari

23 November 2024   00:36 Diperbarui: 23 November 2024   05:53 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.vecteezy.com/

Pada kornea di matanya fajar kecil memercik

Lalu  menjadi benderang hati

harapan berkecambah seperti kuncup bungur

Pada tubuh Oktober yang menanti  hujan

Di matanya, uap laut jadi kabut misteri

Perburuan jawaban menjelma ceritera abstrak

Tanpa kata atau tanda baca

Cuma bulir-bulir kata berserak

Jatuh pecah  di makam tanah basah

Tahun telah  berlayar dalam diam mengurut arus

Sudah jauh

Sudah tak berzaman yang bernama kita

Tidak ada tepi tempat genggaman berpagut

Tidak ada labuh tempat jangkar bertemu pegangan

Cukup saja sebait sajak yang ditulis malam

Untukmu agar  lelap menjadikannya lupa

 

Yogya, Oktober 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun