Pada kornea di matanya fajar kecil memercik
Lalu  menjadi benderang hati
harapan berkecambah seperti kuncup bungur
Pada tubuh Oktober yang menanti  hujan
Di matanya, uap laut jadi kabut misteri
Perburuan jawaban menjelma ceritera abstrak
Tanpa kata atau tanda baca
Cuma bulir-bulir kata berserak
Jatuh pecah  di makam tanah basah
Tahun telah  berlayar dalam diam mengurut arus
Sudah jauh
Sudah tak berzaman yang bernama kita
Tidak ada tepi tempat genggaman berpagut
Tidak ada labuh tempat jangkar bertemu pegangan
Cukup saja sebait sajak yang ditulis malam
Untukmu agar  lelap menjadikannya lupa
Â
Yogya, Oktober 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H