Mohon tunggu...
Nikolaus Loy
Nikolaus Loy Mohon Tunggu... Dosen - Dosen HI UPN Veteran Yogyakarta

Menulis artikel untuk menyimpan ingatan. Menulis puisi dan cerpen untuk sembuh. Suka jalan-jalan ke gunung dan pantai. Suka masak meski kadang lebih indah warna dari rasa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Maret ke Tujuh

7 Maret 2024   00:18 Diperbarui: 7 Maret 2024   05:49 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua yang ada selalu berwajah dua

Seperti Janus

Hari ini  halaman belakang kemarin

Besok itu halaman depan hari ini

Kita  di tengah Nak

Memilih yang bakal tiba

Yang sekarang mesti kita rayakan

Yang kemarin tidak mewajibkan rasa sesal

Sebaiknya dibaptis saja sebagai kenangan

Yang pekat, yang benderang

Yang malang,  yang bahagia

Cuma wajah dua ceritera manusia

Maret ke delapan dan hari-hari di ekornya

 kita terima saja dengan keyakinan  seorang anak

Karena percaya itu alasan  untuk semua yang diharap

Dan bukti semua yang belum engkau saksikan

Ini maret ke tujuh untuk ukur-ukur

Umurmu bakal subur menjulur

Menyodorkan sulur-sulur ke tempatmu menuju

Hidup yang riuh dengan rencana ini itu

Umurku telah panjang menjalar

Jauh dalam ke ceruk bernama silam

Semoga cukup banyak  purnama untuk  saling wazzup

Di suatu kelokan tak bernama entah kapan

Engkau akan berziarah sendirian

Tetaplah percaya cinta lebih  peta dari google map

Menggambar pratanda agar jalanmu yang lempang

Yogya, Maret 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun