Maret ke lima, perempuanku
Ini sudahTahun ke duapuluh empat
Berapa panjang labirin kota kita pahami
Kelokan-kelokan tanpa tanda
Halte-halte tanpa cahaya
Cuma rasa percaya menduduki dada
Berapa panjang sabana kita ziarah
Tanpa kompas berjarum tepat
Cuma jejak rusa pulang ke lembah
Kadang penyamun selinap di gelap masalah
Rumah kita tetaplah  kolam tenang
Sedang gelombang Cuma peringatan untuk berjaga
Di Maret ke lima
Aku ingin menari di alunan gamelan
Merayakan tahun-tahun sekarang
Setelah keluh  panjang dan rasa lapar
Menganyam sayap  anak-anak pergam
Di Maret ke lima, matahari menunda hujan
Burung-burung gereja memanen hangat
Sepanjang kabel listrik kota
Hati gembira entah oleh apa
Mungkin cinta telah menjadi purba
Di malam Maret yang kelima
Engkau  tidurlah saja  dalam semua kepastian
Kami bersamamu menulisi masa tua penuh  berkat
Yogya, Maret 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H