Mohon tunggu...
Nikolaus Loy
Nikolaus Loy Mohon Tunggu... Dosen - Dosen HI UPN Veteran Yogyakarta

Menulis artikel untuk menyimpan ingatan. Menulis puisi dan cerpen untuk sembuh. Suka jalan-jalan ke gunung dan pantai. Suka masak meski kadang lebih indah warna dari rasa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Perjalanan Ombak

20 November 2023   06:05 Diperbarui: 20 November 2023   06:17 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan rasa sesak, pantai direlakan

Dalam siluet tangan para pengantar

mata buram membayang di muka Sawu legam

Telukan  senyap melarutkanpeluit kapal

Angin tenggara jalang menampar wajah terbakar

Menebar gelombang berlembah dalam

Di geladak, orang-orang dipanggang siang

Anak-anak  kepanasan menyusup di ketiak ibunya

Langit mahaluas mendiamkan permohonan

Pada awan agar menumbuhkan naungan

Satu-satu gelombang  mesti ditunggang

Mesti kapal mungkin telah letih

Hati tetaplah percaya bahwa tubuh belia

Punya hak atas usia panjang

Dan penantian orang-orang rumah

menajamkan haluan kapal, mengiris samudera

Agar anak-anak  boleh menjemput fajar

Dalam   malam, tubuh meringkuk

Dilecut cambuk angin begitu beku

Datang dari lautan berhalimun

Menyemburkan asin liur Sawu, mengamuk

Sedang kapal kami setangkai daun jambu

Diterbangkan badai seribu

Dalam perjalanan ombak

Kapal mungkin hilang arah

Namun hati mesti percaya

Bahwa  dalam  cahaya bintang-bintang

Engkau mewariskan jejak ke tujuan

Aimere_Kupang, 2015

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun