Mohon tunggu...
Nikolaus Loy
Nikolaus Loy Mohon Tunggu... Dosen - Dosen HI UPN Veteran Yogyakarta

Menulis artikel untuk menyimpan ingatan. Menulis puisi dan cerpen untuk sembuh. Suka jalan-jalan ke gunung dan pantai. Suka masak meski kadang lebih indah warna dari rasa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Malam di Titik Nol

12 November 2023   00:56 Diperbarui: 12 November 2023   01:13 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Langit  lengkung di atas ubun

Larik  awan b putih

Meleleh  menetes

Menjelma sungai biru,  jatuh menghujam

teratai ungu mekar di ubun-ubun

Lalu hening dari segala bening

engkau pikiran perdu meneneduh

denting segala hening di kening

adalah malam  di titik dingin

Saat riuh langit turun dari pikiran

menggelung di tenggorokan

Dan kita bicara tanpa bicara

Karena kata-kata tak butuh lagi aksara

Sedang di sekeliling bayangan dedauanan gemulai

Berkelebat senyap dalam temaram cahaya bulan

Hening segala hening berkumpul di nadi

adalah malam yang bisu di titik letih

Saat cahaya  langit berpendar di jantung

Berdegup mengetuk  lembut

Hangat  menjalar melelehkan semua dendam

Keinginan terdalam tidak menginginkan

Segala hasrat adalah  tidak berhasrat

Karena hati puas rasa sentosa

Hening segala hening melebur di hati

adalah malam yang membisu di titik sepi

angin pingsan dipeluk dahan-dahan

diam seibarat kematian di rumah kamboja

Hangat kemarua  berpusar  di pusat

Leburkan  segala nafsu yang berkecambah di perut

Dan rasa lapar dibunuh oleh rasa tak lapar

 jiwa pun  kenyang oleh makanan dari segala makanan

Hening segala sepi

Adalah malam yang membeku di titik intim

Panas surya membuka ruang penciptaan

Tempat tangan menggambar wajah dalam benih

Membangkitkan ibu seluruh rindu

Perih itu pun izin menyingkir

Malam telah di titik nol

Yogya, September 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun