Harapanmu perempuan
tak padam mengiris jalan setapak
di antara gelap jalan cemara
karena pikiran tersesat mesti pulang
padamu penenun litani
Engkau adalah  sabar akar ilalang
diam menyimpan kecambah
dalam tanah yang menengadah awan
menanti hujan migran dari samudera
Dalam langkah sepanjang ziarah
cahaya alam  akan  menulis pratanda di aspal
kita ikuti saja dengan kegembiraan kanak-kanak
sambil  berdansa di semak persoalan
hatimu  janganlah retak-gentar
karena arwah maramba  meminjam sayap elang
 memayung kepala sepanjang sabana
Hatimu tetaplah menjadi mata air
agar haus tak membujuk tubuh
singgah di gubuk para penyamun
sujudmu kuharap sepanjang gelap malam
agar jejak tak mengkhianati telapak
saat keluh  membuat langkah jadi limbung
Tahun-tahun kita sudah jatuh
seperti daun jati saat kemarau
mesti  dipungut tanpa bersungut
menganyamnya jadi sarang
tempat anak-anak  menenun masa depan
Â
Bila waktu tiba
kita berlayar  tanpa wariskan sesal
Yogya, 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H