Kepodang  bingung
saat matahari mati di punggung bulan
ruang alam yang remang
menjadi awan kelam di fikiran
Dalam  gelap takdir dijaring
Seraya kaki mengejar pagi
Yang telah bosan dinanti
Di jantung retak, harapan mencoba mekar
Tapi gelap ini berpusar seperti arus purba
Â
Tidakkah engkau tahu, wahai penggembala waktu
Telunjukmu dirindu burung-burung bingung
Karna di mana-mana  gerhana merimba
dalam hasrat liar dan  kalap
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!