Pada telapak tangan yang hangat
Digenggam nada terakhir
hendak dibawa pulang
jadi hidangan perayaan kelahiran Isa
Kelahiranmu Carmelita, anakku
kasih sekekal gunung utara
Ini natal ke berapa, Nak
telah  dihitung dengan setiap ubanan
Seperti rantai umurmu duapuluh satu
berlari terbirit ditikam jarum waktu
Berapa lama rasa sabar mesti dianyam
Lewat benang-benang permohonan setiap senja
Agar untuk mendamaikan kemarahan
Dan kita bisa kembali ke rumah segala jiwa
di mana ketuban moyang perempuan
menyuburi lontar dan pucuk kelapa
Nada terakhir lagu penutup misa
Akan didengungkan dalam setiap doa
Menjadi suara penuntun langkahmu
Membuka fajar, menutup malam
Ia akan bergema dalam labirin pikiranmu
Yang bingung oleh halimun tipu-tipu
Mengapung dalam hidup di rantau jauh
Jika engkau gamang  ke mana harus berharap
Lepaskan saja setiap nada
Agar  mengalir di seluruh nadi
meretas jalan ke rumah terang
di mana semua arwah moyang kita
merayakan Natal dalam keabadian
Yogya, Oktober 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H