Saat pagi masih lelap dalam uap air
Ia datang mengetuk pintu rumah
bersepatu cahaya
turun dari tangga terbentuk dari awan
di rumah yang terbelenggu hutang
Tak ada pertanyaan tentang alamat
Cuma anggukan serupa kibasan daun cemara
Dalam hujan berderap-derap
Dari pintu hati yang terpentang
Kami mengucapkan “Selamat pagi”
Laki-laki dari rahim anak dara
Turunan bintang yang dinanti berbulan
Bermalam-malam
Dengan harapan yang mencari nujum di udara
Dan khabar-khabar yang disimpan di kitab-kitab
Tegak pagar telah ditidurkan
Amarah di kamar telah didamaikan
Rimbunan semak di kepala telah dipangkas
Awan hitam di paru-paru telah dihembus
Dendam menyelam dalam cinta
Selamat datang
Rumah sudah disterilkan dengan doa-doa
Semoga engkau berkenan singgah
Memberi minum dari jantungmu yang makmur
Yogya, Desember 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H