Mohon tunggu...
Nikolaus Loy
Nikolaus Loy Mohon Tunggu... Dosen - Dosen HI UPN Veteran Yogyakarta

Menulis artikel untuk menyimpan ingatan. Menulis puisi dan cerpen untuk sembuh. Suka jalan-jalan ke gunung dan pantai. Suka masak meski kadang lebih indah warna dari rasa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tamu Minggu ke-4

21 Desember 2020   09:40 Diperbarui: 21 Desember 2020   10:00 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Saat pagi masih lelap dalam uap air

Ia datang mengetuk pintu rumah

bersepatu cahaya

turun dari tangga terbentuk dari awan

di rumah yang terbelenggu hutang

Tak ada pertanyaan tentang alamat

Cuma anggukan serupa kibasan daun cemara

Dalam hujan berderap-derap

Dari pintu hati yang terpentang

Kami mengucapkan “Selamat pagi”

Laki-laki dari rahim anak dara

Turunan bintang yang dinanti  berbulan

Bermalam-malam

Dengan harapan yang mencari nujum di udara

Dan khabar-khabar yang disimpan di kitab-kitab

Selamat datang!

Tegak pagar telah ditidurkan

Amarah di kamar telah didamaikan

Rimbunan semak di kepala telah dipangkas

Awan hitam di paru-paru  telah dihembus

Dendam menyelam  dalam cinta

Selamat datang

Rumah sudah disterilkan dengan doa-doa

Semoga engkau berkenan singgah

Memberi minum dari jantungmu yang makmur

Yogya, Desember 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun