Kata Gayeng berasal dari bahasa Jawa : Gayeng / ga-yeng/ Jawa Adjektiva (kata sifat) menyenangkan; menggembirakan
Semua orang cenderung suka dengan hal yang bersifat menyenangkan dan menggembirakan atau disebut gayeng tersebut. Sayangnya, hal yang "gayeng" tersebut bisa saja sesuatu yang baik atau buruk.
Di era data dan informasi seperti sekarang ini, semua sangat mudah menyebar. Dengan sekali klik, kita dapat mengakses informasi, menyukainya dan menyebarkannya ke seluruh kanal yang ada di internet, entah itu sosial media, blog maupun kanal-kanal lainnya.
Melihat keadaan yang seperti ini, beberapa pihak menggunakannya untuk beberapa kepentingan. Mulai dari pemerintahan, lembaga sosial hingga bisnis untuk lebih dapat menjangkau semua lapisan netizen yang ada di dunia maya.
Bisnis data dan informasi mulai berjamuran dimana-mana. Media cetak kini sudah mulai banyak beralih ke platform dotcom yang terlihat lebih menjanjikan di zaman ini. Akhirnya, masyarakat banyak dibanjiri oleh berbagai informasi dari berbagai media. Dari banjirnya informasi itu, pasti ada yang asli dan ada yang palsu atau yang kita sebut dengan HOAX. Informasi yang bersifat hoax ini disebarkan bukan tanpa tujuan, mungkin ada sebagian yang menyebarkannya untuk iseng-iseng belaka, tapi kebanyakan dirancang sedemikian rupa secara profesional dan terorganisir, tujuannya terkadang untuk menghancurkan sebuah brand, tokoh atau golongan tertentu supaya brand, tokoh atau golongan lain lebih terangkat.
Salah satunya yang hari-hari ini menghebohkan masyarakat adalah berita tertangkapnya organisasi produsen dan penyebar berita hoax SARACEN. Dikabarkan bahwa organisasi ini sudah beroperasi selama 2 tahun dan sudah menjadi langganan beberapa tokoh untuk merancang berita hoax terhadap rivalnya, sangat jahat bukan?
Jelas, saat kita mendengar organisasi seperti SARACEN pastilah kita sangat marah dan sadar akan betapa berbahayanya organsasi seperti ini, tapi kita harus menyadari satu hal yang tidak kalah berbahayanya dari organisasi produsen dan penyebar hoax seperti SARACEN yaitu diri kita sendiri.
Seperti sudah dijelaskan di awal, kita cenderung menyukai hal yang "gayeng", sehingga jika ada sebuah informasi yang menghebohkan dan menarik kita langsung saja menyebarkannya (re : comment, like and share). Bahkan parahnya lagi, terkadang kita jarang sekali menyelidiki kebenaran dari informasi tersebut. Jangankan menyelidiki kebenaran dari informasi, bahkan ada banyak sekali netizen yang tidak membaca berita tersebut dari awal sampai akhir, sehingga muncul juga trik dalam penulisan judul berita yang dinamakan clickbait.
Memang benar, biasanya informasi yang sensasional tersebut pada saat dishare akan menjadi ramai dan "gayeng". Kita semua melihat hal tersebut sebagai hal yang biasa saja, sampai kita lihat video dibawah ini :
Generasi muda ini adalah harapan bagi masa depan bangsanya. Mereka seharusnya belajar dengan rajin dan dipenuhi dengan informasi serta pengetahuan yang bermanfaat, bukan malah dijejali dengan sampah yang merusak pikiran mereka tersebut. Jangan salahkan siapapun kalau anak2 ini kedepan bisa saja termakan dengan doktrin2 yang radikal, dsb. Bisa saja dimasa yang akan datang akan bangkit generasi yang lebih radikal dari hari ini, dipenuhi dengan kebencian dan anti dengan persatuan. Tanpa kita sadari, kitalah yang menjadi salah satu penyebabnya, dengan meng"gayeng"kan semuanya ini.
Disini saya tidak mau hanya menjadi generasi yang berkeluh kesah atas keadaan bangsa yang seperti ini. Ada banyak solusi yang sudah tersedia untuk mengakhiri ke"gayeng"an ini sedikit demi sedikit. Salah satunya adalah sebuah platform pelaporan hoax atau konten negatif yang sudah disediakan oleh pemerintah, yaitu Aduan Konten.
Saya bukan orang pemerintah dan juga tidak ada kepentingan apapun dengan kemenkominfo. Saya Cuma anak muda yang resah dengan semua ke"gayeng"an ini dan sadar akan sebuah solusi. Oleh karena itu, jika kita sadar dan kita ingin bangsa ini lebih baik kedepannya, serta ingin menyelamatkan seluruh generasi dari semua ke"gayeng"an ini, mari kita mulai lakukan tindakan2 kecil dengan "STOP VIRALKAN, TAPI ADUKAN".Â
Jika kita menemukan sesuatu yang salah atau konten negatif, adukan langsung ke pihak yang berwajib, jangan diviralkan karena saat kita mengviralkan, kita akan membuat semuanya bertambah gaduh dan akhirnya para pebisnis informasi dan ujaran kebencian seperti Saracen dkk akan merasa senang karena apa yang mereka buat berhasil. Namun, jika kita adukan semua aliran kebencian itu akan berhenti dan berganti dengan aliran kedamaian dari konten2 positif yang kita sebarkan. Secara sadar atau tidak sadar, anda dan saya sudah melakukan sebuah kebaikan dan turut serta dalam penyelamatan masa depan bangsa Indonesia kita yang tercinta ini.Â
Salam Damai, Satu NKRI harga mati.
Niko Ardanisatya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H