Mohon tunggu...
niko silence
niko silence Mohon Tunggu... Atlet - Jurnalis

anak medan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Ritual Bakar Tongkang Panipahan Dikunjungi Warga Tionghoa Manca Negara

17 Desember 2014   06:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:09 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ritual Bakar Tongkang Panipahan Dikunjungi Warga Tionghoa Manca Negara

PANIPAHAN - Perhelatan akbar ritual bakar tongkang di Panipahan, Kecamatan Pasir Limau Kapas, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Riau, diikuti ribuan warga etnis tionghoa dari berbagai kota di Indonesia. Bahkan, acara ritual kuno sebagai persembahan atau memperingati hari ulang tahun dewa laut Lu Chu Ong Ya Kong itu ramai diikuti warga etnis tionghoa dari manca negara, seperti dari Malaysia, Singapura dan Thailand.

Acara ritual bakar tongkang yang dimulai sejak 14 hingga 16 Desember 2014 itu mayoritas diikuti warga keturunan Tionghoa asal Panipahan, yang telah merantau ke sejumlah kota di dalam negeri maupun manca negara. Kedatangan mereka pun khusus untuk mengikuti acara ritual bakar tongkang di tanah leluhurnya itu.

14187480661686957273
14187480661686957273

Misalkan Tjin Han alias MR No Stop, seorang penyanyi yang kini berdomisili di Jakarta ini, sengaja datang ke Panipahan untuk mengikuti tradisi ritual bakar tongkang di tanah kelahirannya itu.

"Panipahan adalah tanah kelahiran saya, dan saya setiap tahun pulang ke sini untuk mengikuti tradisi ritual bakar tongkang ini," ujar sang penyanyi dan pencipta lagu berjudul 'Anak Panipahan' tersebut.

Bahkan, pria yang juga akrab disapa Ahan itu menyempatkan diri menghibur pengunjung, dengan turut bernyanyi pada acara malam perayaan sebelum puncak ritual bakar tongkang itu digelar di sejumlah Vihara di sana.

Seperti yang terlihat pada malam perayaan yang di gelar di halaman Vihara Budibhakti (pekong pajak). MR No Stop yang dikenal sebagai pencipta lagi Hok Kian pertama di Indonesia itu melantunkan sejumlah lagu ciptaannya.

1418748531324967644
1418748531324967644

Lain halnya dengan Hong Leong. Meski tak berasal dari Panipahan, seorang warga keturunan Tionghoa asal Malaysia ini juga sengaja datang ke Panipahan untuk mengikuti prosesi ritual bakar tongkang itu.

Kepada wartawan, Hong Leong yang berprofesi sebagai Businees Development Manager itu, mengaku sangat senang dapat mengikuti acara ritual bakar tongkang tersebut.

Terlebih, pada malam perayaan ritual bakar tongkang itu berketepatan dengan hari ulang tahunnya yang ke 39.  "Ya, saya sangat senang bisa merayakan ulang tahun di Panipahan ini," ujar Hong Leong didampingi rekannya Hadi Susanto yang juga warga etnis Tionghoa asal Bagan Siapi-api, Rohil, Riau.

14187486781426737353
14187486781426737353

Selain itu, kata Hong Leong, dirinya juga sangat senang dapat merayakan malam ulang tahunnya itu bersama rekan-rekannya di Panipahan, seperti MR No Stop, Aman, Agie dan sejumlah rekan lainnya.

Sementara tokoh masyarakat Tionghoa dari Persatuan Persaudaraan Cinta Damai Panipahan, Agie Nusa Kasmada menyebutkan, makna perhelatan akbar bakar tongkang yang dilakukan itu adalah untuk meminta keberkahan dari Dewa Laut, agar juga diberikan kesehatan, keselamatan, kesejahteraan dan rezeki yang melimpah dari lautan.

Agie menambahkan, perairan laut Panipahan, Kecamatan Pasir Limau Kapas, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Riau sejak dulu dikenal sebagai penghasil ikan terbesar. Bahkan, tak hanya pemasok ikan terbesar se-Indonesia. Kawasan itu juga dikabarkan sebagai penghasil ikan kedua sedunia setelah Norwegia.

Syukur atas berkah hasil laut di Selat Malaka, warga etnis Tionghoa melakukan ritual gelar tradisi bakar replika Tongkang (Perahu, red). Perhelatan akbar yang setiap tahun dilakukan itu, disebut dengan Cap ge ji is atau perayaan di tanggal ke-24 di bulan kesebelas kalender Cina.

Kata Agie, acara ritual bakar tongkang di Panipahan ini jauh lebih ramai dibandingkan dengan perayaan Imlek maupun Cap Go Meh. Karena katanya, pada setiap perayaan bakar tongkang ini, hampir seluruh warga Tionghoa kelahiran Panipahan pulang dari seluruh penjuru, baik dari berbagai kota dalam negeri maupun manca negara.
"Dan keramaian dalam tradisi bakar tongkang ini, tentu mengundang nilai yang baik bagi warga setempat," ungkapnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun