"Everybody is a genius. But if you judge a fish by its ability to climb a tree, it will live its whole life believing that it is stupid."Â -Albert Einstein
Pernyataan Einstein tersebut sangat menarik dan memiliki makna yang bisa membuka mata kita semua dalam menilai kecerdasan setiap anak. Pernyataan Einstein bahwa setiap orang itu cerdas selaras dengan teori multiple intelligences. Multiple intelligences merupakan sebuah teori yang diajukan oleh Howard Gardner. Gardner berpendapat bahwa setiap orang memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda di berbagai bidang intelektual. Gardner menyatakan bahwa terdapat 9 tipe kecerdasan, yaitu linguistik, logis/matematis, musikal, spasial/visual, kinestetik, interpersonal, intrapersonal, naturalistik, dan eksistensial.
Dari teori multiple Intelligences ini kita dapat memahami bahwa setiap anak itu cerdas dengan tipe kecerdasan yang berbeda-beda. Kita tidak bisa memaksakan anak untuk memiliki tipe kecerdasan yang sama, apalagi membandingkannya dengan standar penilaian yang sama. Maka, hal yang harus dilakukan adalah terus memberikan dukungan terbaik dan pengajaran yang sesuai.
Lantas bagaimana jika ingin menerapkan teori multiple Intelligences dalam pembelajaran di kelas? Untuk bisa menerapkan konsep multiple intelligences dalam pembelajaran di kelas, maka ada beberapa konsekuensi yang harus diperhatikan oleh guru atau pengajar, yaitu cara guru mengajar, kegiatan belajar yang akan dilakukan, isi pelajaran, hasil belajar, fasilitas, dsb. Kenapa harus demikian? Karena agar tidak ada kecerdasan yang terabaikan, kegiatan yang membatasi kecerdasan anak yang lain, dan hal lain yang merugikan.
Situs website The Theory into Practice menyarankan 3 prinsip yang perlu diperhatikan Jika ingin menerapkan teori multiple intelligences. 3 prinsip tersebut adalah:
1.Peserta didik harus didorong untuk menggunakan kecerdasan pilihan mereka dalam kegiatan pembelajaran.
2.Kegiatan instruksional harus menarik berbagai bentuk kecerdasan.
3.Penilaian pembelajaran harus mengukur berbagai bentuk kecerdasan.
 Berikut ini adalah contoh kegiatan yang dapat diterapkan dalam kelas untuk mendukung berbagai kecerdasan yang dimiliki oleh siswa dengan tema materi kemerdekaan Indonesia:
*Interpersonal: membentuk kelompok diskusi kecil untuk membahas materi pelajaran dan membuat sebuah resume
*Visual-spasial: menggambar atau melukis peristiwa seputar kemerdekaan Indonesia
*Musikal: menggubah musik dan atau menyanyikan lagu kemerdekaan Indonesia
*Linguistik: membuat dan menampilkan puisi tentang kemerdekaan Indonesia
*Kinestetik: membuat pertunjukan drama bertemakan peristiwa kemerdekaan
Untuk menerapkan contoh pembelajaran diatas tentu diperlukan pertimbangan dan persiapan yang baik dan matang. Dan mungkin contoh pembelajaran diatas tidak bisa diterapkan untuk semua materi pelajaran. Namun, dengan persiapan yang baik dan kerjasama yang bagus antar guru dan siswa, pelaksanaan pembelajaran semacam itu bisa memberikan pengalaman baru dan berkesan. Itulah sekilas gambaran terkait bagaimana jika teori multiple intelligences diterapkan dalam pembelajaran di kelas. Semoga bermanfaat dan menginspirasi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H