Wonoharjo (27/07) – Sebagai sebuah bahasa Internasional yang dipakai di hampir seluruh negara di dunia, bahasa Inggris memegang peranan penting dalam memperkaya kesempatan masyarakat Indonesia untuk turut berkiprah di bidang bisnis, budaya, hingga pendidikan.
Dengan demikian, menjadi tidak mengherankan jika bahasa Inggris dipakai sebagai standar kemajuan pendidikan dan sumber daya manusia. Hal tersebut memberikan implikasi bahwa sudah sepatutnya jika bahasa Inggris dimasukkan ke dalam kurikulum nasional dan diajarkan ke seluruh generasi muda sejak duduk di bangku sekolah dasar.
Namun, sayangnya, di banyak negara berkembang seperti Indonesia, implementasi pengajaran bahasa Inggris di sekolah-sekolah belumlah inklusif dan merata. Tidak sedikit sekolah-sekolah di desa yang belum memiliki pelajaran bahasa Inggris akibat kurangnya tenaga pendidik yang memadai. Hal tersebut juga mempertegas fakta bahwa kemampuan bahasa Inggris masyarakat Indonesia masih menduduki peringkat 80 dari 112 menurut English Proficiency Index (EPI) pada tahun 2021.
Masih belum meratanya pengajaran bahasa Inggris, terutama di daerah pedesaan, tentu memunculkan urgensi untuk memberikan ilmu terkait bahasa Inggris, terlebih dengan cara yang unik dan menarik. Nyatanya, selain pengajaran secara formal, ada banyak media yang dapat digunakan untuk mengenalkan dan mengajarkan bahasa Inggris, seperti melalui media tulisan, drama, film, dan lain sebagainya.
Hal tersebutlah yang dilakukan oleh Dedita Maharani Darmawangsa, seorang mahasiswi Sastra Inggris yang merupakan anggota tim II Kuliah Kerja Nyata Universitas Diponegoro di Desa Wonoharjo, Kec. Kemusu, Kab. Boyolali, yang menggelar program kerja “Pemutaran Film sebagai Media Pengenalan Bahasa Inggris kepada Siswa di Desa Wonoharjo” pada tanggal 27 Juli 2023 di SDN 4 Wonoharjo pada pukul 09.00 WIB hingga selesai yang ditargetkan kepada sekitar 40 siswa-siswi sekolah dasar.
Tujuan digelarnya program kerja ini adalah agar siswa-siswi lebih memahami Bahasa Inggris karena banyak di antara mereka yang kesulitan dengan bahasa tersebut. Terlebih, di Wonoharjo sudah tidak ada guru Bahasa Inggris sehingga pengajaran bahasa Inggris secara formal belum dilakukan. Adapun untuk film yang diputar adalah "Trolls", dipilih karena filmnya menggunakan kosa kata yang mudah dan aksen yang mudah dipahami. Dengan adanya pemutaran film, diharapkan siswa-siswi sekolah dasar mendapatkan pemahaman terkait bahasa Inggris, baik dari segi pengucapan maupun grammar.
Setelah pemutaran film, diadakan kuis dengan 18 pertanyaan tentang karakter utama, pesan moral film, dan kuis lucu-lucuan seperti siapa yang memberikan materi. Acara ini diharapkan dapat membantu siswa-siswi merasa senang dalam belajar Bahasa Inggris dan mendorong mereka untuk lebih sering menggunakan bahasa tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H