Ganjar membicarakan bagaimana negara kita pernah terbelah karena sikap intoleransi yang mengedepankan rasmu apa, agamamu apa, golonganmu apa dan perbedaan-perbedaan lainnya.
Itu hanya menimbulkan penyakit di badan bangsa ini, dengan begitu Ganjar menyerukan wejangan kepada pendukungnya dengan lantang. Siapapun mereka yang berada di barisan Ganjar Pranowo, harus menjaga kerukunan di negara ini, dilarang membuat hoax, dilarang membully, dan harus berbicara berdasarkan data dan fakta.
Capres dari PDIP itu menunjukkan bagaimana pengamalan sila kedua dalam Pancasila, untuk selalu menyuarakan keberadaban. Rasionalitas menjadi kunci penting untuk bertindak dan menentukan sikap, pastinya menggunakan akal yang sehat dan hati nurani.
Kita ini kan manusia, tidak etis bukan jika dasar kemanusiaan tidak melekat dalam diri kita? Akal itulah yang membedakan kita dengan makhluk Tuhan lainnya. Deep meaning, ketegasan Ganjar dalam setiap orasinya di tengah pendukung ini yang membuat semangat relawan menggelora, dan pastinya tambah memantabkan serta meyakinkan rakyat di luar sana bahwa dialah calon pemimpin Indonesia yang sesungguhnya.
Hal tersebutlah yang sekarang terus terpantau dalam setiap Lembaga survei. Diantara tiga capres, nama Ganjar berada di posisi teratas. Begitu pula saat disimulasikan head to head, Ganjar kembali merajai elektabilitas dalam hasil survei.
Tak berhenti dalam perolehan elektabilitas tertinggi, Ganjar juga menjadi pilihan rakyat dalam hasil musyawarah rakyat (Musra) yang diadakan dalam 30 provinsi di Indonesia. Jika dirangking nama capres yang dihasilkan dalam Musra ada tiga, dengan posisi teratas Ganjar Pranowo, keduanya ada Prabowo Subianto, yang ketiga ada Airlangga Hartarto.
Simulasi hasil perolehan suara yang dikemas dalam survei, musyawarah ataupun diskusi lain selalu menempatkan Ganjar di posisi pertama. Itulah yang terkadang membuat capres lain kepanasan, hingga mengeluarkan gencatan dalam bentuk fitnah, cacian, hingga hoax.
Tidak secara langsung tentunya, ada pendukungnya yang sudah dicekoki dengan hal buruk dan ada pula antek-anteknya lain yang memutar permainan.
Layaknya seorang ayah yang tahu dan paham mana hal baik untuk anaknya, Ganjar lebih memilih memberi wejangan pada pendukungnya untuk tidak brutal dan frontal menyakiti lawan ataupun orang lain yang tidak berada dipihaknya.
Sedangkan capres yang lain justru sibuk menyiapkan narasi untuk menguatkan suara layaknya pekerja rodi yang siang malam bekerja. Lalu ada pula yang sibuk dengan kegiatan provokasi untuk menjatuhkan kepemimpinan yang sedang berjalan.
Kalau sudah begitu, wajar bukan jika kepemimpinan Ganjar lebih banyak diidamkan rakyat katimbang dua capres lainnya? Karena yang dijalankan Ganjar itu bukan perkara pemimpin secara administrasi saja, tapi kepemimpinan dalam segala hal yang mengurusi kepentingan rakyatnya dengan rasa persaudaraan yang kental.