Dalam hidup, kita selalu dihadapkan pada satu pilihan yakni membuat keputusan. Keputusan yang tentu saja akan berdampak pada tujuan apa yang hendak kita capai di masa depan.
Contoh paling sederhana, setiap hari kita harus memutuskan akan membeli lauk apa untuk disantap. Misal ingin makan soto, kita juga perlu memutuskan apakah pedas, sedang, atau biasa saja. Semua keputusan itu punya konsekuensinya sendiri.
Dalam hal sederhana saja, keputusan itu begitu berdampak, apalagi kalau di dunia politik. Baik buruk seorang pemimpin, cerdas atau tidaknya dia, memiliki jiwa peduli atau tidak akan sangat berdampak pada kesejahteraan masyarakat.
Aku sepakat jika setiap pemimpin itu mempunyai gayanya masing-masing. Tapi walau begitu, gaya tersebut harus berorientasi pada hak rakyat bukan demi kepentingan dia dan kelompoknya. Walaupun realita tak selalu indah, karena nyatanya masih banyak pemimpin yang mengambil jalan memperkaya diri dan lupa untuk mengabdi.
Bagiku, setidaknya hanya ada satu hal yang bisa membedakan pemimpin satu dengan pemimpin lainnya, yaitu keberpihakan. Secara jelas, kita bisa melihat hal itu melalui program kerja dan aksi nyata seorang pemimpin. Kalau dia ngopeni rakyat, bisa dipastikan dia berpihak pada rakyat. Tapi kalau muncul saat ada perlunya saja, keberpihakannya patut dipertanyakan.
Maka kemudian itulah yang menjadi sebuah jalan politik seorang pemimpin. Dan itulah yang menjadi dasar aku sebagai warga biasa, melihat gaya memimpin di negeri ini. Hal itu juga yang menjadi pertimbangan aku untuk memutuskan akan memilih siapa untuk pemilihan presiden 2024 mendatang.
Di tengah riuh pembahasan soal pencapresan, aku melihat sosok pemimpin yang tak ubahnya seperti pohon mangga. Karena walau dilempari batu, dia malah membalasnya dengan buah. Walau kerap diserang dengan narasi fiktif, sosok ini tak begitu peduli. Malah dia terus membalas dengan aksi nyata yang dirasakan manfaatnya oleh rakyat.
Sosok itu adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Jalan politik pria berambut putih ini selalu berpedoman pada slogan dirinya yakni Tuanku Ya Rakyat, Jabatan Cuma Mandat. Slogan yang memberikan arti tulus dalam memimpin, dan fokus pada pengabdian bukan memperkaya diri.
Aku menyukai jalan politik si rambut ini. Setidaknya ada tiga hal yang membuat aku jatuh cinta pada kepemimpinannya. Pertama, dia tulus memimpin untuk mengabdi, kedua tegas, ketiga dekat dengan rakyat.
Poin pertama, dalam memimpin Jawa Tengah Ganjar tak pernah neko-neko. Dia sangat tulus dan berpihak pada rakyat. Buktinya gajinya sebagai gubernur tidak pernah dia ambil. Dia memilih untuk menyalurkannya kepada yang membutuhkan.
Kemudian, kendaraan dinasnya pun hanya mobil innova dengan harga 200 jutaan. Beda dengan pemimpin lain yang mobil dinasnya saja bahkan sampai bermiliar miliar. Lagi-lagi, dia memilih menyalurkan anggaran itu untuk kesejahteraan warganya.
Pengabdian politikus berambut putih ini, sudah dirasakan warga Jateng. Melalui program kerja saktinya sepertinya renovasi rumah tidak layak huni yang sudah menyentuh 1,04 juta rumah, lalu tuku lemah oleh omah, sekolah gratis, Kartu Jateng Sejahtera (KJS), kartu tani, asuransi nelayan, dan masih banyak lainnya terbukti mampu menurunkan kemiskinan di Jateng.
Makanya tak heran, jika gelombang dukungan untuk Ganjar maju sebagai calon presiden tahun 2024 digelorakan oleh rakyat Jateng. Karena begitulah Ganjar. Ketulusan mengabdinya sudah terbukti dan tak diragukan lagi.
Poin kedua, Ganjar sangat tegas terhadap sesuatu yang menyalahi aturan. Seperti pungutan liar (pungli) dan pembangunan yang dikerjakan tidak maksimal. Soal pungli, dia tegas memarahi petugas yang kedapatan menjalankan mal praktik ini di jembatan timbang Subah Batang pada 2014 silam.
Berkat ketegasan itu, praktik pungli tak ada lagi. Bahkan di tingkat pemerintahan juga demikian. Berkat ketegasan Ganjar, pungli seperti tenggelam ke lautan. Tak terlihat lagi. Lalu pembangunan fisik juga tak luput dari perhatiannya. Jika masih ingat, Ganjar marah saat pembangunan sekolah di Tawangmangu masih banyak kekurangan.
Ganjar mendapati keanehan di beberapa bagian bangunan. Seperti besi pembatas tangga yang karatan, pengelasan tidak sempurna, lantai dan tembok retak serta bata tempel yang tidak rapi. Ganjar juga sempat menendang pelan tembok yang ternyata dibuat dari hardboard dan langsung jebol.
Atas temuan itu, dia langsung meminta kontraktor untuk segera memperbaiki. Dan meminta agar mereka tak main-main saat membangun, karena itu berurusan dengan hak masyarakat. Dia bahkan tegas tak akan menerima laporan jika belum diperbaiki.
Terbaru, Ganjar juga marah saat meninjau pembangunan Stadion Jati Diri Semarang yang sudah rusak padahal pembangunan proyek belum selesai dilaksanakan. Ketegasan Ganjar lagi-lagi karena bukti kepeduliaannya kepada rakyat. Ganjar memang dikenal sosok pemimpin yang tak pernah main-main dengan amanah yang dia emban.
Poin ketiga, selain tulus mengabdi dan tegas dalam memimpin, sosok Ganjar terkenal dekat dengan rakyat. Ibarat kata, tak ada batas antara dirinya dengan masyarakat. Semua orang dari berbagai kalangan bisa berkomunikasi dengan Ganjar. Anak-anak, remaja, dewasa, orang tua, semua membaur bersama dirinya.
Tak banyak pemimpin seperti Ganjar. Pemimpin yang tak pernah mau duduk dibalik meja dan sibuk dengan berkas-berkas tanpa tahu apa yang masyarakat alami. Pemimpin yang selalu siap berinteraksi dan memberikan solusi kepada masyarakat yang dia temui. Bahkan kalo aku melihat, Ganjar seperti bukan seorang pejabat ketika di tengah masyarakat, dia seperti teman.
Itulah yang dibutuhkan masyarakat dari seorang pemimpin. Mereka butuh didengarkan, butuh diajak ngobrol, butuh diberikan solusi yang tepat. Saat berbicara dengan rakyat, ucapan si rambut putih ini tak ndakik-ndakik, tapi sederhana. Persis seperti sebuah ungkapan "Orang hebat itu sederhana ucapannya, luar biasa tindakannya."
Ganjar tampaknya paham dengan itu. Karena si rambut putih ini juga terlahir dari keluarga yang serba kekurangan. Keberpihakannya kepada rakyat bertumbuh dari sana dan mekar hingga sekarang.
Ada sebuah ungkapan yang berkata kalau pengaruh dan inspirasi itu datang dari orangnya, bukan posisi atau jabatannya. Itulah yang aku lihat juga dalam diri Ganjar. Bisa dibilang itulah jalan politik si rambut putih ini. Jalan politik paket lengkap, yang selalu kembali kepada rakyat dan rakyat.
Model kepemimpinan begitu, tak lepas dari pengalamannya sebagai anggota DPR RI dan Gubernur Jawa Tengah dua periode. Sungguh Ganjar sudah sangat matang. Dan aku rasa dia sudah saatnya mewujudkan semua program kerja itu di tingkat nasional sebagai presiden. Karena semua dukungan rakyat telah jatuh untukmu, pak.
Nikmatul Sugiyarto
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI