Mataku di penuhi lautan manusia yang berjubel dengan kostum merah-merah menempel pada badan mereka. Setelah terdengar pidato panjang penuh canda-tawa Bu Mega di chanel YouTube, ternyata PDIP lagi ulang tahun.
Tepat di tahun 2023 ini, partai banteng itu mendapat umur emasnya. Tadi saat on the way ke Surabaya, kawan di sebelahku sedang memutar live acara HUT partai besutan Megawati Soekarnoputri itu.
Alhasil, aku ikut mendengarkan bagaimana gayengnya Bu Mega curhat perihal berbagai bahasan. Bukan layaknya acara ultah pada umumnya yang serba formal, interaksi Bu Mega di hadapan kader sudah cair tanpa pembekuan.
Suasana yang tercipta benar-benar sehangat keluarga, seasyik saudara, dan sefriendly kawan. Tanpa sekat, presiden kelima Indonesia itu memperlakukan kader-kader layaknya keluarga sendiri. Di rentetan curhatan sang ibu, tercapture ungkapan penuh makna yang kutangkap.
Kalimat itu menanyakan apakah partai lain tidak punya kader, karena kerjaan mereka itu main dompleng saja. Seperti yang sudah kita ketahui bahwa tahun ini adalah tahun dimana pembicaraan perihal pemilu, dan capres-cawapres menjadi santer di kalangan parpol.
Bu Mega sudah mengalokasikan ungkapannya itu kepada dua kandidat capres potensial yang akan menjadi banteng dalam pesta demokrasi mendatang. Di sana ada Ganjar Pranowo dan Puan Maharani.
Cerita itu ditujukan langsung untuk Puan. Obyek yang diceritakan itu tentang kader kebanggaannya, Ganjar Pranowo, yang terlibat perihal dompleng-mendompleng yang dilakukan partai di luar sana.
Yang selama ini menjadi capres idaman dari PDIP siapa lagi kalau bukan Ganjar? Ya, parpol di luar sana sudah banyak yang mendeklarasikan gubernur Jateng itu menjadi capres usungan partai mereka.
Padahal Ganjar bukan kader dalam partai yang mereka naungi, tapi dengan berbondong-bondong mereka mendeklarasikan Ganjar Pranowo sebagai capres.
Ah, mungkin maksud mereka itu sebagai bentuk dukungan, tapi jangan lupakan juga dari mereka ada yang memang menginginkan gubernur berambut putih itu sebagai capres adopsi partainya.
Sampai detik ini siapa bakal capres dari partai merah itu masih menjadi rahasia, sang ratu belum juga mengungkapkan kepada siapa mandat itu akan disampirkan.
Semua masih menjadi misteri, semua menanti pecah telornya PDIP mengumumkan kadernya yang akan diikutkan dalam kontestasi pilpres nanti.
Bahkan parta-partai menunggu momen emas sang ratu mendeklarasikan capresnya, hingga sebagian besar dari mereka menunda pendeklarasian capres maupun cawapres yang akan mereka junjung. Itu semua dilakukan demi mempersiapkan perwakilan untuk menjadi rival dari partai banteng.
Sudah menjadi rahasia umum kalau PDIP memang menjadi partai terbesar di tanah air ini. Entah dari segi prestasi, elektabilitas dan lain sebagainya. Ya, memang partai peninggalan Soekarno itu menjadi yang terunggul di negara ini.
Dan menjelang pemilu 2024, nama Ganjar terus di puncak perolehan setiap survei. Ia sudah digadang-gadang oleh berbagai kalangan menjadi next presiden 2024. PDIP sudah diprediksi akan menang hattrick tahun 2024 nanti, jika Ganjar yang akan maju nyapres.
Dukungan kepada gubernur Jateng itu sudah mengalir deras dari berbagai kalangan. Bahkan di acara ulang tahun hari ini, semua kader banteng menyambut Ganjar dengan antusias sebagai capres junjungan mereka.
Teriakan "Ganjar presiden" menggema di beberapa sudut Kompleks JIExpo Kemayoran. Dendangan lagu "Njar ji, Njar beh, Ganjar siji Ganjar kabeh," mengalun ramai dibawakan oleh para kader.
Si empu pemilik nama sampai kewalahan dihimpit oleh kawan-kawan seperjuangannya. Tapi jangan lupakan, senang serta haru yang tergambar jelas di raut mukanya. Tawanya tercetak saat melepas rindu dengan keluarga besarnya.
Dukungan yang digaungkan para kader itu adalah suatu hal yang.... amazing, semua di luar kendali dan bayangannya.
Tak pernah kutemui pemimpin yang begitu loyalnya dengan para kader, benar-benar mengalir begitu saja tanpa batasan mana senior mana junior. Mereka itulah keluarganya yang akan mendukungnya dimanapun kakinya melangkah di dunia politik ini.
Yang seperti inilah Bu Mega, yang rakyat inginkan. Jadi sudah sangat pantas sekali bukan, bila Ganjar Pranowo menjadi penerus dari Presiden Joko Widodo.
Kalau kata Virgoun "bagaimana bisa aku jatuh cinta berulang-ulang kali pada orang yang sama". Sama kasusnya dengan sosok gubernur satu itu, rakyat Indonesia dibuat jatuh cinta berkali-kali lipat dengannya. Dari dulu hingga sekarang sosoknya itu tidak pernah berubah, dari rambutnya hitam hingga memutih, Ganjar selalu ada di hati tuannya.
Nikmatul Sugiyarto
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H