Jangan lupakan topi lusuhnya berlogo simbol PUPR yang menemani hari-harinya. Kalau sedang bertugas dipakai dengan benar, tapi kalau sudah beralih profesi, topinya diputar ke belakang, sudah macam anak gahol jaman now banget gitu.
Saking kesal dengan topi lecek si bapak itu, istrinya coba-coba untuk menyembunyikannya agar tidak dipakai lagi. Tapi niatnya tidak sampai, Pak Bas justru marah, yang pada akhirnya topi itu masih bertengger cantik di kepalanya. Kemarahan sang istri tidak berefek bagi sang suami.
Sesayang itu dengan barang legendarisnya. Memang benar kepudaran penutup kepala itu menjadi bukti perjalanan seorang Basuki Hadimuljono menjadi menteri dua periode dari Presiden tanah air ini. Â
Jangan heran kalau melihatnya sering beralih profesi, menjadi seorang drummer dalam beberapa event pun kerap ditunjukan olehnya. Oh ada satu lagi keviralan dari sosok unik ini, si bapak ternyata masih betah hidup berdampingan dengan ponsel nokianya.
Hal itu terungkap saat ia menemani presiden Jokowi wawancara dengan beberapa awak media. Dering ponsel nokianya berhasil memecah keheningan saat Jokowi memaparkan tentang perkembangan IKN kala itu.
Kalau kata Pak Bas sih HP-nya itu antik, sedunia yang punya cuma dua orang dia dan perdana menteri Belanda, Mr. Mark Rutte.
Wah, kalau sudah begitu bukan lagi antik Pak Bas, tapi sudah ke level limited edition. Kayak brand yang dipamerkan Meghan Trainor saja di lagu "I Made You Look" nya.
Bukan buat gegayaan biar viral lho kawan, alasan si bapak masih pakai handphone nokia itu biar ringkes. Hanya untuk komunikasi lewat sms dan telpon saja, katanya juga biar bisa fokus dengan pekerjaan. Jika ingin menghubungi lewat whats app nanti dialihkan ke ajudannya saja.
Tak jarang menteri PUPR itu kena damprat kawan dan jajarannya, karena susah dihubungi. Ya, bayangkan saja di era digital ini, sepenting Pak Bas masih pakai ponsel jaman old, kalau bukan totalitas apa coba, ya makanya kusebut unik. Hahaha.
Oh jangan lupakan aksi kecenya menjadi photographer saat Jokowi menjamu tamu G20 di Bali. Dia setia membuntuti para pemimpin negara demi mendapat potret aesthetik di moment keberhasilan sang presiden.
Â