Sehingga kebiasaan itu akan berlangsung hingga mereka dewasa nanti. Mereka para generasi akan berpikir berulang-ulang jika diberi tawaran yang menggiurkan sekaligus menyesatkan langkah mereka itu.
Hati kecil mereka juga akan meronta-ronta jika si empu akan melakukan tindak pidana yang menjadi penyebab banyak kerugian. Ia akan terus membisiki tuannya keras-keras.
"Masak kamu mau mengkhianati gurumu?, mereka sudah susah payah membentukmu jadi seperti saat ini. Jangan sekali-kali terjerumus di kubangan kotor itu!" Seperti itulah kira-kira bujuk rayuan dari lubuk hati terdalam.
Kurikulum anti-korupsi dan anti-gratifikasi itulah yang diterapkan di setiap jenjang pendidikan di Jawa Tengah.
Mereka akan selalu diingatkan untuk berbuat jujur, tidak mudah menerima hadiah atas sesuatu yang tidak jelas tujuannya, atau justru tujuannya itu untuk suatu hal yang menyimpang.
Dari hal kecil hingga besar yang krusial perihal tindak pidana korupsi akan terus disisipkan dalam mata pelajaran mereka.
Sedetail itu sang gubernur merancang wacana untuk memerangi korupsi. Ia tak akan membiarkan celah kecil dimanfaatkan tikus-tikus berdasi itu untuk menggali lubang demi melancarkan aksinya. Tak heran dia menjadi target kebencian banyak pihak.
Hanya karena Ganjar tidak mau mengiyakan aksi-aksi mereka, para bedebah itu melabelinya sebagai musuh sekaligus perusak rencana mereka. Tak masalah, justru dia senang dengan label yang mereka tempelkan pada dirinya.
Artinya dia berhasil, mencegah perbuatan kotor mereka, menghancurkan tatanan rencana yang telah disusun sedemikian rupa. Yang ada di bayangan Ganjar itu, kok iya mereka tega sekali melakukan ini kepada rakyat.
Rakyat kesusahan mengais rezeki, banting tulang untuk memenuhi kebutuhan. Tapi hak yang seharusnya diterima rakyat dibabat oleh para bedebah itu. Yang seperti itulah, yang kerap disebut mereka "yang miskin tambah miskin, yang kaya tambah kaya".
Selama dua periode kepemimpinannya, suhunya Jateng itu selalu menerapkan keterbukaan dalam semua bidang sekaligus administrasinya. Ia ingin rakyat memantau gerak-gerik jajaran perwakilannya ini dalam bekerja.