Pesan itu tentu berisi keharusan mempertimbangkan rekam jejak capres dalam dunia politik. Selain itu, melihat bagaimana trek recordnya dalam memimpin dan menghadapi hal-hal diluar prediksi dunia juga harus menjadi pertimbangan selanjutnya. Seperti halnya krisis ekonomi yang membuat banyak negara terguncang saat ini.
Dalam perumpamaannya Sang presiden menganalogikan saat sedang memilih pilot dan co-pilot penerbangan yang membawa penumpang dari ketinggian yang begitu jauh dari tapak kaki manusia. Harus hati-hati dan selektif dalam menilai, agar dapat memilih pilot-dan co-pilot yang mahir menghadapi turbulensi-turbulensi di udara sana.
Pak Jokowi memang sesayang itu untuk negaranya. Bahkan untuk meneruskan perjuangannya, sosoknya menginginkan pemimpin yang terbaik untuk bangsa dan negara ini. Terbukti, hal itu sudah dilakukannya dua tahun dari sekarang sebelum dirinya meninggalkan singgasana besarnya itu. Sungguh, kelapangan hati pemimpin satu ini memang tidak bisa lagi diragukan.Â
Nikmatul Sugiyarto
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H