Hari ulang tahun adalah moment dimana kita memperingati bertambahnya umur dari tahun ke tahun. Hari yang patut disyukuri setiap orang, do'a-do'a mengalun sepanjang hari dari orang-orang disekitar kita.Â
Harapan menjadi pribadi yang lebih positif, dan energik adalah salah satu yang dipanjatkan. Begitu pula saat datang hari ulang tahun partai Golkar. Partai kuning itu genap berusia 58 tahun, pesta perayaannya digelar pada tanggal 21 Oktober 2022.Â
Acara berjalan meriah dan lancar. Turut hadir deretan tokoh politik dari parpol-parpol di negara ini. Tamu utamanya adalah sang presiden, Joko Widodo. Tidak hanya ucapan selamat dan do'a dalam sambutan pak presiden, guyonannya berhasil mencairkan suasana dan mengundang riuh heboh hadirin.
Apalagi saat menyinggung bakal presiden usungan golkar nanti, dengan teriakan semangat kader mengumandangkan nama Airlangga Hartanto, sang ketua umum.Â
Jokowi pun ikut senang dengan antusias yang terlihat pada setiap kader golkar yang sudah memantabkan diri, dan kompak menyatukan suara untuk mengusung ketua umum mereka menjadi capres.Â
Golkar adalah salah satu parpol besar di negara ini, Jokowi percaya, dengan banyaknya pengalaman beragam rasanya, Golkar tidak akan salah memilih capres usungannya kelak.
Jokowi tidak sungkan lagi berpesan untuk partai golkar agar seribu kali lebih teliti, seribu kali lebih hati-hati dalam memilih capres. Ada yang berpendapat bahwa itu adalah sindiran halus bagi Nasdem yang sudah mengoarkan capres paling cepat.
Yeah, grab it, sependapat denganku, apalagi kalau bukan itu maksudnya Pak Jokowi?Apalagi Jokowi sudah memberi embel-embelnya yang mengatakan Golkar adalah partai besar di Indonesia yang sudah makan asam garamnya dunia politik.
Kira-kira Pak Surya Paloh tercabik tidak ya hatinya, atau baru merasakan hawa panasnya saja? It's okey, Paloh memang selalu membanggakan capresnya, tentu dengan bahasa andalannya "why not the best", semoga dalam hatinya tidak ada terusan "the best doll", ya.
Hal itu bukan membuat Anies dinilai sebagai capres yang menjadi idaman rakyatnya. Paloh terkesan tidak hati-hati dalam memilih capres, karena setelah pencapresan itu, Nasdem bukannya untung, tapi malah buntung.