Enak dan murah adalah dua hal yang menjadi dasar diserbunya rumah makan oleh masyarakat di semua kalangan. Kalau hanya enak saja tapi harganya tidak dapat dijangkau kalangan bawah macam saya ini, ya berakhir cuma dilirik saja.
Apalagi kalau harga menu makanannya yang tinggi tidak sebanding dengan rasanya, lewat aja deh, dilirik aja enggak apalagi disinggahi. Jika membicarakan cita rasa dari menu rumah makan dengan harga yang dipasangnya itu, pasti akan berujung kembali pada selera masing-masing setiap orang.Â
Kita tau, banyak menjumpai perbedaan antara kaum muda dan kaum yang sudah berumur, salah satunya tentang selera dari lidah mereka. Anak muda biasanya suka dengan makanan mentah, yang banyak ditemukan dari makanan olahan negara Jepang.
Tak heran, rumah makan Jepang dipenuhi dengan para muda-mudi yang memilih fresh food sebagai menu utamanya. Hal itu tidak dapat menyimpulkan setiap anak muda menggemari menu olahan negeri Sakura itu. Tak sedikit juga dari kalangan mereka justru lebih memilih makanan nusantara dari pada makanan mentah olahan Jepang atau makanan olahan barat.
Begitu pula dengan yang sudah berumur, kebanyakan dari mereka akan memilih makanan nusantara yang cocok dengan lidah mereka, katimbang fresh food yang digandrungi para muda-mudi negeri ini.
Selera orang memang berbeda-beda, bahkan tidak hanya urusan mengisi perut saja, selera orang akan bermain dalam memilih gaya berbusana atau menentukan suatu pilihan lain. Berbicara selera setiap orang, muncul tanya dibenakku tentang bagaimana selera rakyat Indonesia dalam menentukan pemimpin pada pilpres mendatang.
Satu nama yang saat ini memiliki peran besar dalam setiap survei yang keluar, dia adalah gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Pengalamannya berkecimpung di dunia politik tidak hanya bermula menjadi gubernur Jawa Tengah, sebelum itu dirinya menjabat menjadi dewan perwakilan rakyat selama 2 periode.
Tidak hanya menduduki jabatan gubernur selama satu periode saja, tapi dirinya dipercayai kembali oleh rakyat Jawa Tengah mengemban amanah pada periode kepemimpinannya yang kedua. Keberhasilannya dalam mengomandoi Jawa Tengah selama 2 periode, membuat banyak tokoh politik meliriknya.
Bahkan dalam partainya sendiri, sosok berambut putih itu dijadikan panutan juga teladan mereka, dalam mengemban amanah sebagai kader partai dan wakil rakyat. Disaat para loyalis PDIP menjadi pendukung Puan Maharani garis keras, sebagian besar dari mereka tidak segan lagi menunjukkan dukungannya untuk Ganjar dalam penyapresan nanti.
Namun mereka tidak menyuarakan dukungan itu, karena mereka menghormati sang ketua umum, Megawati Soekarnoputri, yang memegang penuh atas capres yang diusung partai mereka.
Sejak 2021, perbedaan pendukung dari partai banteng itu sudah jelas nampaknya, dari ketidakterlibatan Ganjar dalam acara besar yang diselenggarakan oleh PDIP. Tidak berhenti pada tahun itu, sampai 2022, aksi loyalis PDIP itu masih berlanjut.Â
Hingga beberapa partai berkoar-koar  mengusung Ganjar menjadi capres dari partai mereka. Kalau sebelumnya ada golkar, tempo hari ada PSI, yang hangat lagi saat ini ada PPP yang sudah menggemakan deklarasinya untuk mengusung Ganjar menjadi capres 2024.
Semua itu ditepis oleh Puan Maharani, dan antek-anteknya, salah satunya Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul. Dalam penuturannya Puan Maharani mengatakan bahwa PDIP mampu mengusung capresnya sendiri tanpa harus berkoalisi dengan partai yang lain.
Memang begitu adanya, partai sebesar PDIP sudah memenuhi presidential threshold dalam mengusung capres. Namun pengusungan capres belum diputuskan oleh partai merah itu, karena memang pengusungan nama capres dalam partai itu membutuhkan waktu yang lama untuk mempertimbangkan segala alasannya dan mematangkan keputusan yang akan diambil nanti.
Tak hanya penegasan dari Puan saja, nyatanya Bambang pacul berhasil menyengiti PSI yang tanpa babibu mengumumkan Ganjar adalah capres yang diusung oleh PSI. Dalam penuturannya tempo hari, Bambang melontarkan kata pedas yang menyindir PSI tidak memiliki tata krama karena mengusung kader PDIP, sekelas Ganjar Pranowo, menjadi capres yang diusung partainya.
Tidak berhenti disitu Bambang menilai hal tersebut sudah menyalahi aturan karena mencampuri urusan rumah tangga partai lain, yang sudah diketahui khalayak umum nama capres yang diusung PDIP adalah hak prerogatif dari sang ketua.
Lagi-lagi, Ganjar menjadi rebutan beberapa partai, hal itu tidak lepas dari trek recordnya sebagai wakil rakyat  yang berhasil membawa perubahan bagi rakyatnya, khususnya Jawa Tengah yang sudah ia komandoi selama hampir 10 tahun ini.
Tentu saja, penghargaan silih berganti menghampirinya, bejibun prestasipun berhasil digapainya. Tukang gawe nyaman, Tugiman, itulah penggalan lagu yang dipopulerkan penyanyi cilik, Farel Prayoga, untuk Tugiman satu itu.
Sosoknya yang merakyat di semua kalangan menjadi daya pikat tersendiri dari pemimpin satu itu. Bukan hanya merakyat saja, semua unggah-unguh dan tindak-tanduknya sebagai gubernur berhasil menjadi sumber penilaian bagi rakyat bahwasanya gubernur satu itu pantas dan lebih dari layak menjadi pemimpin bangsa ini.
Negara ini kaya, amat kaya segalanya, sumber daya alam yang melimpah ruah, suku bangsa membeludaki negara ini, budaya yang memadati setiap daerahnya, dan kekayaan yang sulit untuk disebutkan satu-persatu.
Di dalamnya memerlukan pengolahan yang tidak hanya bertahan sepekan-dua pekan saja, tapi sebagai warisan untuk generasi nanti. Ganjarlah yang mampu mengetuai rakyat untuk mewujudkannya, dengan keinovatifannya mengelola sumber daya alam, dengan keterampilannya mendayagunakan apa yang ada dalam negeri kaya ini.
Semua usaha dilakukannya selama menjabat menjadi pemimpin Jateng, banyak hasil karya yang ia buat untuk kemajuan daerah padat penduduk itu. Dengan pendayagunaan, pelestarian, pengefektifan, pengelolaan, hingga pemberantasan tikus-tikus berdasi, berhasil dicanangkan oleh gubernur satu itu.
Penilaian itu memang belum seberapa, tapi coba kita cari, gubernur mana yang sudah seloyal itu dalam merealisasikan kegiatan juga tugasnya itu, kalo kata orang "totalitas tanpa batas".
Bahkan dalam suatu penuturan di awal jabatannya, sang istri sudah merelakan seorang Ganjar Pranowo, suaminya itu untuk sepenuhnya mengabdi bagi negara seisinya ini. Tidak hanya pengayom untuk rakyatnya, panutan untuk teman sejawatnya, Ganjar adalah teladan bagi gubernur-gubernur di provinsi lain.
Lihat saja, baru-baru ini gubernur Sulawesi Barat, Akmal Malik, sudah mengakui bagaimana Ganjar membawa Jateng lebih maju. Bahkan dalam kunjungan kerja nyatanya tempo hari memiliki maksud ingin membuat program kembar dari program yang sudah dicanangkan Ganjar untuk Jateng.
Jauh dari korupsi, keberhasilan dalam program sekolah gratis, SMK Jateng, untuk anak kurang mampu, memperkecil angka kematian ibu melahirkan dan mencegah stunting adalah beberapa prestasi yang disebutkan oleh Akmal Malik dalam kunjungannya beberapa hari yang lalu.
Bukan hanya Gubernur saja, sekelas Jokowi sebagai presiden RI saja sudah mengakui bentuk kerja nyata yang diusung Tugiman satu itu.
Acara groundbreaking Wavin di Batang, perusahaan dari Belanda satu itu telah menaruh kepercayaannya bekerja sama dengan Jawa Tengah, dalam acara itu Jokowi turut hadir menyambut investor asing itu untuk bekerja sama dengan negara ini di tengah krisis ekonomi yang sedang mengguncang dunia ini.
Lelaki kerempeng itu sudah mengakui bagaimana cakapnya seorang gubernur, seperti Ganjar menjalankan kepemimpinanya dengan apik dan rapi, sehingga hal tersebut membawa dampak baik pula untuk negara. Tidak hanya satu dua kali, tapi Ganjar selalu berusaha membawa Jateng terbang di kancah internasional.
Dari sederet topik pembicaraan yang melibatkan Ganjar itu, kurasa memang tepat sasaran bila partai Golkar pernah menawarkan tempat yang menjanjikan untuk bernaung Ganjar, kemudian mengangkatnya menjadi capres atau cawapres pada pesta demokrasi nanti.Â
Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Provinsi Banten dengan penuh keberanian mendeklarasikan Ganjar sebagai capres dalam pemilu 2024. Sampai-sampai untuk menguatkan deklarasi itu DPW PPP Banten meminta DPP PPP mengusung Ganjar secara resmi.Â
Penawaran Golkar, hingga deklarasi yang digelorakan PPP untuk Ganjar, tentu tidak akan mengusik keberadaannya sebagai kader PDIP. Hatinya teguh, prinsipnya mengakar kuat, apapun yang terjadi dirinya dalah bagian dari PDIP. Tekad dan niatnya sudah bulat tidak akan meninggalkan partainya hanya untuk jabatan, karena mengabdi untuk rakyat tidak hanya melalui jalur pejabat negara.
Dari sebuah selera makanan orang yang berbeda-beda, aku menemukan satu selera lain yang mendominasi dari rakyat dari sabang sampai merauke ini, satu selera untuk memilih Ganjar menjadi presiden RI kelak.
Nikmatul Sugiyarto
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H