Mohon tunggu...
Nikmatul Sugiyarto
Nikmatul Sugiyarto Mohon Tunggu... Tutor - Tutor

Berekspresi tanpa batas

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kepanikan Anies Soal Formula E

7 Oktober 2022   23:21 Diperbarui: 7 Oktober 2022   23:26 835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Kanal Berita di Google

Dunia politik memang dinamis, selalu ada pembaharuan di setiap perjalananya. Namun hal itu tampak lucu bila berlaku pada prinsip setiap tokohnya. Banyak dari mereka yang mengatakan seorang politisi itu yang dipegang omongannya.

 

Berkebalikan dari satu orang yang sudah berkecimpung di dunia politik, yang kini masih menjadi pusat perhatian masyarakat. Semua sorot mata tertuju pada seorang Anies Baswedan, orang yang dielu-elukan pendukungnya menjadi presiden RI 2024 nanti.

 

Eits, sebelum itu terjadi coba lihat penampakan apa yang sangat mendominasi darinya. Hanya masalah-masalah yang hari demi hari semakin berkembang pesat. Setelah banyaknya  problem yang muncul di ibu kota negara, kini kekacauan lain yang tak kalah menghebohkan kembali merundungnya.

 

Ya, persoalan tentang Formula E saat ini menjadi fokus KPK. Tidak mau kalah dengan pejabat negara, tentunya rakyat akan mengawal permasalahan yang menyeret gubernur DKI itu. Sudah hampir menyamai kasus pembunuhan Brigadir J saja, kasus itu sekarang dipenuhi dengan sedabrek drama. 

 

Beberapa hari yang lalu, kasus Formula E itu berhasil membuat heboh dengan kabar hoax yang tersebar melalui Koran Kabar Tempo. Waktunya bertepatan dengan deklarasi Anis menjadi capres usungan Nasdem,

 

Tempo menuliskan informasi tentang penegasan Profesor Romli tentang ketidak adanya unsur pidana dalam kasus Formula E, yang terjadi pada kasus tersebut hanya sebatas pelanggaran administratif saja.

 

Saat kembali dimintai klarifikasi, guru besar Universitas Padjajaran itu mengaku tidak pernah diwawancara oleh Tempo perihal kasus Formula E yang diberitakan pada 1 Oktober 2022 itu. Dirinya menyangkal akan statemen tertulis dalam media cetak Tempo yang juga melibatkan nama ketua KPK, Firli Bahuri. 

 

Bahkan dalam pemeriksaan kasus itu, Prof Romli mengaku kepada tim penyelidik KPK tentang adanya tindak pidana korupsi dalam kasus Formula E.

 

Dari hal tersebut membuat publik berfikir bahwasanya sekelas kanal berita saja yang seharusnya membawa kenetralan dalam menyampaikan informasinya ke khalayak umum dapat dipermainkan oleh seseorang, bahkan dinilai dapat menjadi tunggangan politik, apalagi media kecil lain yang dipermainkan demi kepentingan golongan politik.

 

Yang lebih bikin gamang lagi, berita yang dibalut judul "Siasat Firli Menjerat Anies" itu, berhasil mencatut dua nama tokoh yang tercemar. Sontak dari berita hoax itu banyak muncul provokasi kecil yang menduga Firli ingin menjadikan Anies tersangka dalam kasus yang sedang ditangani KPK itu.

 

Baru saja penerangan datang dalam masalah itu, kini datang lagi drama alot yang mempeributkan ketidakterlibatan Anies dalam kasus Formula E. Kali ini pemeran utamanya Anies sendiri.

 

Saat dimintai keterangan tentang formula e dirinya menegaskan Program Formula E bukanlah program yang dicanangkan oleh Gubernur. Padahal dulu dia sempat berkoar-koar bahwa salah satu program prioritas tahun 2022 adalah Formula E. 

 

Dengan licik kini ia mencuci tangannya dari asal mula penggarapan proyek Formula E. Kalau bukan Anda siapa pak gubernur, bukankan semua keputusan ada di tangan Anda? 

 

Bukan hanya itu, dalam sholat idul adha kemarin seharusnya warga DKI diisi siraman rohani dengan kata-kata mutiara yang menghiasi hari raya umat islam itu. Tapi realitanya warga ibu kota disuguhi dengan foto-foto proyek gambaran Formula E.

 

Wow, mencengangkan bukan, Formula E yang kemarin dibangga-banggakan oleh tuannya, sekarang dihempas oleh tuannya. Pembangunannya mengotori tangan sang tuan.

 

Padahal kotoran yang menimpanya adalah perbuatannya sendiri. Terulang kembali, Anis dibutakan oleh kelakuannya sendiri.

 

Statemen Anis merebak ke seluruh penjuru. Namun rakyat kembali dibuat geram saat menemukan statemen yang dikeluarkan Dirut Jakpro, Widi Amanasto, berkebalikan dengan yang disampaikan Anies pada publik.

 

Dalam penuturannya Widi menjelaskan bahwa Program formula E sepenuhnya adalah inisiatif dari sang gubernur, Anies Baswedan. Aduh, bagaimana ini, masyarakat kembali dibuat bingung lagi dengan Pak Anies?

 

Anies memang terkenal dengan ketidakkonsistenan ucapannya. Kali ini kasus Formula E menemukan sedikit titik terang dari penjelasan yang dapat menyangkal statemen Anies, yang mengatakan Formula E bukanlah program yang digagasnya. Dalam penuturannya bahkan Widi bersedia membantu KPK untuk mengungkap kejanggalan dalam kasus formula E.

 

Tak ada habisnya jika mengulik gubernur DKI satu itu, ada aja huru-hara yang dibawanya. Statemen lempar batu sembunyi tangan itu hanya satu dari bejibun bualan Anies saja. Tak heran lagi, jika LBH Jakarta menobatkan Anis sebagai pembual terbaik dalam kasus penggusuran paksa. 

 

Baru menjabat gubernur saja sudah berhasil menumpuk masalah sebanyak ini, apalagi nanti jika dia sudah menjadi nomor satu di negara ini. Jangan sampai, Indonesia menjadi peternakan tikus berdasi.

 

Membayangkan saja tak mampu, jangan menggelendoti tubuh negara ini dengan sedabrek permasalahanmu, Pak Anies. Rintihan warga Jakarta semakin keras, tatkala banjir melanda ibu kota. Jangan lagi ditambahi beban kasus Formula E ini yang semakin rumit adanya, wahai pejabat agung kami.

 

Sampai saat ini segudang kepelikan Anis sudah tertangkap nyata adanya, bagaimana dengan pendukung setia Anis? Disaat penasaran menggerogoti pikirku akan rumitnya pemimpin satu itu, pendukungnya semakin gencar dengan pujian serta kepinterannya dalam mengarang cerita tentang idolanya. Salut dengan mereka yang masih berdiri tegak untuk Pak Anis ditengah angin puting beliung menimpa idolanya.

 

Dari mereka aku semakin paham bahwa kepandaian, kepintaran, dan kepiawaian tidak akan menjadi berkah jika digunakan bukan untuk menyejahterakan rakyatnya. Sebaliknya justru akan membawanya jatuh dalam kubangan kotor  yang menyengsarakan hidupnya. Anis tidak akan pernah tenang karena hidupnya akan terus dikejar oleh kebenaran.

Nikmatul Sugiyarto

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun