Â
Kemarahannya disetiap menjumpai koruptor itu berakhir menuai kritik dari beberapa pihak. Ganjar menjadi lebih kalem saat ia kembali diamanahi rakyat menjadi gubernur Jateng periode dua. Tapi kalemnya dia tidak menghentikan kegencarannya dalam memberantas para tikus-tikus berdasi.
Â
Kegetolannya dalam memberantas praktik korupsi ini nyatanya membuatnya dimusuhi para birokratnya. Tak sedikit saat dirinya melakukan sidak banyak para pegawai birokrasi berkelit tentang pungutan-pungutan liar yang mereka terapkan dalam melayani rakyat.
Â
Ketidaksukaannya pada budaya korupsi yang mengakar itu, membuat para penggede birokrat satu persatu menghampirinya. Diam-diam mereka mengiming-imingi Ganjar dengan segepok uang dalam amplop besar. Saking banyaknya nominal itu, bentuknya dari jauh sudah mirip batako katimbang dengan tumpukan uang.
Â
Ganjar dengan lugasnya menolak uang itu, ia tidak mau membohongi rakyatnya. Dirinya tidak mau diseret dalam kubangan kotoran itu bersama mereka. Tak heran penolakan beberapa penggede birokrat itu berujung fitnah yang dilayangkan untuk Ganjar dalam kasus E-KTP.
Â
Ia tidak terlalu memusingkan, ia juga tidak takut, karena memang dirinya tidak melakukan apa yang dituduhkan untuknya. Kebenaran memang akan selalu menemukan jalannya, saat diperiksa KPK Ganjar dinyatakan tidak melakukan tindak korupsi karena memang Ganjar berhasil membuktikan bahwa dirinya tidak menerima sepeserpun uang dari pembuatan E-KTP.
Â