Mohon tunggu...
Nikmatul Masruroh
Nikmatul Masruroh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Be Good Woman

Pemula, ibu rumah tangga belajar menulis n bercita-cita "memberikan manfaat"

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Dua Sisis Ekonomi Digital

6 Februari 2019   06:54 Diperbarui: 6 Februari 2019   07:49 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbicara ekonomi digital, menjadi tema menarik ketika semua manusia bergantung pada teknologi. Revolusi industri 4.0 menuntut semua orang untuk peduli pada penggunaan teknologi di bidang apapun. Perubahan besar di Indonesia pun juga terjadi, pertama perubahan demografi, kedua perubahan teknologi. 

Perubahan demografi Indonesia menunjukkan ada perubahan mulai 1980an sampai tahun 2050 an nanti. Indonesia akan mengalami bonus demografi artinya 70% penduduk Indonesia berusia produktif. Fakta ini menunjukkan bahwa decision maker dalam perekonomian adalah generasi post milenial (yakni generasi yang lahir setelah tahun 2000). Produktivitas kaum muda tentu saja yang paling berperan dalam peningkatan perekonomian bangsa Indonesia.

Transisi demografi ini bisa kita lihat pada tahun 2010 dengan populasi penduduk 238 juta jiwa Gen X (generasi lahir antara tahun 1965-1980) sejumlah 23% menjadi decision maker. Artinya generasi X yang paling dominan dalam keputusan-keputusan ekonomi. Generasi ini memiliki ciri, antara lain:  cenderung individualis & materialis, menggunakan komputer sebagai alat bantu dalam pekerjaan, komunikasi dibantu dengan email, chatting, sms, telepon genggam (hand phone), termasuk dalam uncomfortable consumer dan selalu menyeimbangkan antara pekerjaan dan keluarga.

Pada tahun 2020 yang akan datang, terjadi pergeseran decision maker  dari generasi X ke generasi Y (generasi yang lahir pada 1980-2000). Pada generasi ini, ketergantungan pada smart phone dan tekhnologi sangat tinggi, semua lini menggunaka peralatan elektronik, serba cepat, bekerja bisa dikolaborasi dengan permainan dan hiburan, consumerism is life (kehidupan yang konsumerism), semua dilakukan dengan online.

Transisi demografi tersebut juga diiringi dengan revolusi Industri  yang semakin lama semakin cepat. Jika revolusi Industri pertama kali pada tahun 1800 an memiliki jarak kurang lebih 100 tahun dengan revolusi Industri kedua dan ketiga yakni tahun 1900 an dan 2000 an, tidak demikian dengan saat ini. 

Tidak diperlukan 100 tahun untuk melakukan revolusi Industri. Tahun 2000 an merupakan revolusi Industri ketiga, sedangkan pada tahun 2017-2018 merupakan revolusi Industri ke empat atau 4.0 (four poin zero). Tidak menutup kemungkinan setelah ini, akan ada perubahan industry lagi yang jauh lebih cepat dari sebelumnya.

Realitas tersebut, memiliki dampak bagi semua lini kehidupan manusia. Khususnya kehidupan ekonomi. Perusahaan-perusahaan alat elektronik pun mulai berlomba menawarkan produk smart phone yang memiliki fitur-fitur canggih. Konsumen memilih yang paling canggih guna untuk pemenuhan kebutuhan mereka. 

Perubahan tekhnologi terus berevolusi dari waktu ke waktu, sehingga menjadi salah satu faktor penentu kesuksesan produktivitas dalam kegiatan ekonomi. Bahkan menurut Global Inovative and Creativity Index dikatakan bahwa tingkat pemanfaatan tekhnologi bisa mempengaruhi PDB suatu negara. Semakin canggih dalam penggunaan tekhnologi, maka suatu negara dikatakan sejahtera.

Hal ini bisa kita lihat pada hadirnya ekonomi berbasis tekhnologi yang disebut dengan ekonomi digital. Pada perekonomian dengan sistem digital, semua kegiatan bergantung pada tekhnologi, baik kegiatan konsumsi, distribusi maupun bahkan hingga kegiatan produksi. 

Dalam transaksi jual beli, tidak diperlukan lagi tempat yang memadai dalam menjual. Cukup memiliki aplikasi yang menarik dan model promosi yang memikat, maka akad jual beli pun akan terjadi. 

Modal bukan lagi menjadi faktor utama dalam proses produksi dan distribusi, tapi justru tekhnologi dan kreativitas dari Sumber Daya Manusia. Semakin kreatif, maka semakin besar peluang pekerjaan yang dimiliki. Perdagangan bisa dilakukan oleh siapa saja dan di mana saja. Sehingga, saat ini tidak menutup kemungkinan kita bisa bertransaksi dengan orang-orang di luar Jawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun