Mohon tunggu...
Nikmatul Desimah
Nikmatul Desimah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Hi, temans! Waktunya bangkit dari writer's block!

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Self Diagnosis, Ngebet Pengen Punya Penyakit? Ini 3 Bahaya Mendiagnosis Diri Sendiri!

11 Mei 2023   18:51 Diperbarui: 11 Mei 2023   19:45 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pin.it/5usuW3C

"Apa aku bipolar? Aku moodswing parah!"

"Aku kayaknya punya penyakit mental juga kayak Joker."

Tentu saja dalam segala hal pasti terdapat dampak positif dan negatif. Di era modern ini, internet sangat membantu kebutuhan sehari-hari. 

Internet sebagai sistem informasi umum hingga kesehatan. Beberapa orang ingin tahu apa sih yang terjadi pada diri mereka? 

Kemudian mereka terdorong dengan rasa penasaran dan mencari beberapa informasi yang mungkin saja tidak tepat. Kemudian menempatkan diri bahwa mereka ada di situasi tersebut, hal ini disebut self diagnosis. 

Self diagnosis adalah suatu proses mengklaim atau mendiagnosis diri sendiri mengidap gangguan atau penyakit berdasarkan pengetahuan yang dimiliki atau informasi yang didapatkan secara mandiri yang didasari oleh rasa penasaran. Kasarnya, berasumsi terhadap hal-hal buruk padahal belum tahu kebenarannya. 

Keadaan ini bukan hanya menimbulkan kekeliruan, tetapi juga bahaya bagi kesehatan tubuh dan psikologis. Jika salah mengambil kesimpulan dan salah pengobatan, itu sangat berbahaya. Berikut macam-macam bahaya melakukan self diagnosis: 

  • Under-diagnosis 

Underdiagnosis adalah kegagalan untuk mengenali atau mendiagnosa dengan benar suatu penyakit seperti mengabaikan penyakit yang sebenarnya berat sehingga berakibat fatal. 

Contoh: Bersin tidak berhenti kemudian mendapat informasi bahwa itu hanya gejala flu, padahal itu adalah singuitis dengan gejala bersin berkepanjangan. 

  • Over-diagnosis 

Overdiagnosis yaitu mendiagnosis penyakit yang belum tentu benar. Tentu kita dirugikan pada kondisi ini, bisa saja kita membeli rekomendasi obat berdasarkan informasi yang kita dapat. 

Bukan semata kerugian ekonomi, melainkan juga tubuh harus menerima efek samping obat yang sebenarnya tidak perlu ada disertai dengan gangguan kecemasan. 

Contoh: Seseorang telat Menstruasi beberapa hari kemudian mencari tahu sendiri sebab berikut obatnya, lalu mendapatkan jawaban bahwa adanya penyakit pada rahim, padahal bisa saja telat karena siklusnya belum tetap atau masih berubah-ubah. 

  • Mis-diagnosis

Misdiagnosis suatu penyakit dapat berakibat buruk bagi tubuh, bahkan dapat memperburuk kondisi kesehatan. Jika salah mendiagnosis akan berdampak pada penanganan yang salah. 

Contoh: Berdasarkan info yang kamu cari kamu terkena penyakit OCD tetapi sebenarnya kamu hanya suka hanya suka kerapihan dan kebersihan.  

***

Jadi, kondisi ini sangat berbahaya.  Jangan mudah percaya hanya berdasarkan yang dibaca. Semua orang butuh bantuan medis entah itu psikolog atau tenaga medis lainnya karena mereka memiliki lebih banyak pengalaman dan memang bidang mereka untuk menangani ini, mereka memiliki banyak alat daripada kita yang hanya bermodalkan internet. 

Tetapi mendiagnosis diri sendiri bukan berarti tidak boleh, boleh saja mencari tahu namun berdasarkan data yang kita dapat, kita juga perlu memastikan pada ahlinya agar kita tidak salah kaprah. Be careful, temans!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun