Kabar PKI mulai merebak kembali di tanah air dengan slogan kapak arit. Sebatas aspirasi wajar berkembang ke arah implikasi tak senonoh apalagi bersebrangan dengan aturan yang jelas-jelas dilarang adalah kurang wajar.
Indonesia punya potensi menjadi Negara terbesar ketiga setelah Amerika dan China. Sejarah pernah menorah pelajaran berharga bagi Republik tercinta. PKI yang pernah hampir saja menguasai Republik namun cepat terbaca langkah dan gerakan membuat Sukarno harus lengser karena terlibat dalam persekongkolan dengan aliran atau faham Komunisme China. Saat itu Amerika dan china yang bersebrangan aliran dan kepentingan sekaligus memimpin wacana internasional. Mulai melancarkan politik ekspansi kekuasaan, berlomba menjadi penguasa di Indonesia.
Hal tersebut adalah fakta sejarah tak terelakkan, bahwa kala itu Amerika lihai serta cepat dalam  melakukan manuver politik berkelas secara terselubung menunggangi para pejabat Republik akhirnya sebagai siasat menghentikan langkah PKI yang telah bersekongkol dengan Sukarno, ternyata Amerika pemenangnya Sukarno pun harus lengser menyerahkan jabatan kepada Suharto, Suharto mengambil alih kepemimpinan hingga tahun 1998.
Periode pertama selesai cerita periode kedua dalam catatan sejarah catatan perjalanan pembangunan negeri tercinta Indonesia. Sebagaimana diketahui bersama Negara kita semapat disegani Negara sekelas Amerika dan China, kalau dingat kembali Negara kita pernah dijuluki macan raksasa di Asia pada periode kepemimpinan Suharto di era 90-an. Siapa menyangka jika saat bersamaan pun isu reformasi berkembang dan merebak Suharto harus lengser dengan begitu tidak terhormat tanpa kompromi dan memandang apa yang pernah dilakukannya yang sifatnya terbaik bagi Republik tercinta kurang lebih 32 tahun lamanya.
Saat itu jika jika saya tidak salah ingat dan mungkin harus saya buka, apa yang ada di benak saya saat itu sekalipun masih di SMA, ada tiga aktor penting, tergolong apa dan siapa mereka terserahlah. Di balik lengsernya sosok Suharto adalah Habibie, Yusril Izha Mahendra dan Amin Raiz. Bagi saya 3 (tiga) sosok ini wajib benar diwaspadai dalam rangka mengamankan amanat rakyat. Catatan historis aktor penting di balik lengsernya Suharto secar tidak terhormat kuncinya ada pada 3 (tiga) sosok pintar bukan pandai.
Kita kembali ke permasalahan jika Suharto lengser saat itu mungkin sutradara telah mengatur demikian jika kita memandang secara vertical bukan horizontal, sambil bersyukur saja Negara kita masih kokoh berdiri hingga kini. Tapi apakah itu benar tak ada angin tak ada ombak tiba-tiba pohon itu tumbang begitu saja. Yang mengantikan pohon tumbang itu siapa? Kalau bukan si orang pintar Habibie yang saat itu menjabat sebagai Wapres. Lantas apa kesimpulan  penting ini 3 (tiga) orang pintar yang saat itu bermain di belakang layar memekanisasi proses reformasi yang boleh kata reformasi prematur.
Apa alasan secepat itu Suharto dilengserkan, awal telah saya katakan Amerika dan China telah mengatahui kekuatan Indonesia saat itu dari sisi perekonomian dan lainnya. Mengapa saya katakan dalam periode 90-an Indonesia dianggap macan Asia karena perekonomian Indonesia saat itu terbilang bertumbuh produktif dibandingkan dengan Negara lainnya di dunia. Alhasil Suharto babak belur meninggalkan tahta dan berbagai jenis asset investasi megah yang dirancang untuk kemajuan ekonomi di Indonesia.
Salah satu catatan dan ingatan saya kala itu. Jujur saja saat itu saya sih masih berumur remaja, yang saya lihat di depan mata saya di tanah kelahiran saya Papua, hanya asset yang begitu luar biasa di daerah saya papua yaitu  PT. Texmaco, perusahan kertas yang katanya terbesar di Asia yang dirancang di tanah kelahiran saya Papua. Saat itu yang saya lihat semua aktivitas terkait di hentikan alias diblokir total Arifin Panegoro salah satu pengusaha berkelas di Dunia sebagai Direktur PT. Texmaco harus guling tikar pulang kampung jadi petani.Â
Padahal semua fasilitas sudah disiapkan, sejumlah armada baik darat laut maupun udara dan lahan yang telah disiapkan entah berapa ribu hektar di kawasan tempat saya lahir tersebut. Sayang disayangkan berbuntut demikian, kemajuan Negara sempat di mata-matai Negara luar dan secepatnya melakukan manuver politik berkedok pelumpuhan ekonomi berkelas Amerika dan sekutu mampu menghancur semuanya rencana besar Suharto menjadikan Indonesia Negara berjulukan Macan di Asia.
 Periode kedua usai sudah kini ke Periode ketiga saat ini. Bertemu lagi dengan Jokowi, berarti hanya tiga sosok yang disegani dunia dalam catatan sejarah saya memimpin Republik antara lain : Sukarno, Suharto dan Jokowi.
Siapa bilang tidak demikian sih? Jika sekarang  saja sepak terjang seorang Jokowi  kayaknya sih telah mampu mengimbangi kekuatan Negara kuat lainnya seperti Amerika dan China. Sehingga telah dipastikan akan terjadi lengser berikutnya untuk pimpinan Negara di RI lengser jilid III, siapa lagi kalau bukan Jokowi.