Mohon tunggu...
nikma majdiya
nikma majdiya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya memiliki hobi yaitu memasak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Perhitungan LQ dan Shift-Share di Kabupaten Tanah Laut

8 November 2024   14:04 Diperbarui: 8 November 2024   14:06 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber olah data farid

  • M. FARID ANUGERAH KHAIRUDIN RASYID
  • PENDAHULUAN

Sektor pertanian, perkebunan, dan peternakan memiliki peran strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Kabupaten Tanah Laut. Kabupaten ini dikenal sebagai salah satu daerah yang memiliki basis ekonomi yang kuat di sektor agraris, di mana kegiatan pertanian, perkebunan, dan peternakan menjadi tumpuan utama mata pencaharian sebagian besar penduduk. Pentingnya sektor-sektor ini tidak hanya terletak pada kontribusinya terhadap produk domestik regional bruto (PDRB), tetapi juga pada kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan mendukung ketahanan pangan nasional.

Penggunaan metode analisis ekonomi regional seperti Location Quotient (LQ) dan Shift-Share Analysis sangat penting untuk memahami dinamika sektor-sektor unggulan ini. Location Quotient (LQ) merupakan metode yang sering digunakan untuk mengidentifikasi keunggulan komparatif suatu sektor di daerah tertentu dengan membandingkan kontribusi sektor tersebut terhadap perekonomian lokal dan nasional. Jika nilai LQ lebih besar dari 1, sektor tersebut dianggap sebagai sektor basis yang memiliki keunggulan relatif dan kontribusi yang lebih besar dibandingkan sektor yang sama di tingkat nasional. Di Kabupaten Tanah Laut, pendekatan ini dapat membantu menentukan sektor-sektor mana yang dapat menjadi prioritas dalam pengembangan wilayah.

Sementara itu, Shift-Share Analysis digunakan untuk menganalisis perubahan ekonomi sektoral dengan memisahkan pengaruh pertumbuhan ekonomi secara nasional, regional, dan sektoral. Analisis ini memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana pertumbuhan sektor tertentu dipengaruhi oleh tren nasional maupun karakteristik spesifik wilayah. Komponen-komponen utama dalam Shift-Share Analysis meliputi pertumbuhan normal nasional (National Growth Effect), pengaruh kompetitif regional (Regional Share), dan efek proporsional sektor (Industry Mix Effect). Dengan memahami ketiga komponen ini, pembuat kebijakan di Kabupaten Tanah Laut dapat merumuskan strategi yang lebih terarah untuk mengoptimalkan pertumbuhan sektor pertanian, perkebunan, dan peternakan.

Selain itu, penelitian ini juga relevan dalam konteks perubahan iklim dan tantangan pembangunan berkelanjutan. Kabupaten Tanah Laut menghadapi berbagai tantangan, seperti perubahan pola cuaca yang memengaruhi produksi pertanian dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan. Oleh karena itu, hasil analisis LQ dan Shift-Share dapat digunakan sebagai dasar dalam merancang intervensi kebijakan yang tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memperhatikan aspek keberlanjutan lingkungan.

Penelitian ini berfokus pada data terkini yang diharapkan memberikan gambaran komprehensif tentang sektor-sektor ekonomi utama dan potensi pengembangannya di Kabupaten Tanah Laut. Hasil kajian ini dapat mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan memperkuat daya saing daerah dalam menghadapi persaingan global di sektor pertanian dan agribisnis secara umum,

  • METODE

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode analisis Location Quotient (LQ) dan Shift-Share untuk menganalisis sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan di Kabupaten Tanah Laut. Data sekunder yang digunakan meliputi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sektoral dan statistik terkait dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan publikasi instansi pemerintah. Analisis LQ bertujuan mengidentifikasi sektor basis, dengan LQ > 1 menunjukkan keunggulan komparatif lokal. Shift-Share Analysis digunakan untuk membagi pertumbuhan ekonomi sektoral ke dalam tiga komponen: National Growth Effect, Industry Mix Effect, dan Regional Competitive Effect. Data dianalisis dengan perangkat lunak statistik untuk menghasilkan hasil yang akurat, mendukung strategi pembangunan ekonomi daerah.

  • Penjelasan LQ

Tabel di atas menampilkan data Location Quotient (LQ) pada tahun 2021 untuk berbagai komoditas di sejumlah kecamatan. LQ merupakan indikator yang digunakan untuk menentukan spesialisasi atau konsentrasi suatu sektor ekonomi di suatu wilayah dibandingkan dengan rata-rata di wilayah yang lebih luas.

Pada kategori tanaman perkebunan, terlihat bahwa beberapa kecamatan memiliki LQ yang tinggi untuk komoditas tertentu, yang menunjukkan bahwa komoditas tersebut lebih terkonsentrasi di wilayah tersebut dibandingkan dengan rata-rata wilayah lainnya. Misalnya, Kecamatan Tanjung memiliki LQ tinggi pada komoditas kelapa, sedangkan Kecamatan Pelaihari memiliki LQ tinggi pada komoditas kelapa sawit dan ayam kampung.

Di sektor peternakan, beberapa kecamatan memiliki LQ tinggi pada hewan ternak tertentu. Contohnya, Kecamatan Kurau dan Batu Ampar memiliki nilai LQ yang signifikan pada ternak sapi potong, sedangkan Kecamatan Bajuin menunjukkan LQ tinggi pada komoditas kambing dan domba. Hal ini menunjukkan bahwa sektor peternakan di kecamatan tersebut lebih terkonsentrasi dan spesialis dibandingkan dengan wilayah lainnya.

Pada kategori unggas, Kecamatan Panyipatan dan Tambang Ulang menunjukkan LQ tinggi pada komoditas ayam petelur dan itik, sedangkan Kecamatan Pelaihari memiliki LQ tinggi pada ayam kampung. Hal ini menunjukkan bahwa di kecamatan tersebut terdapat kegiatan ekonomi unggas yang lebih menonjol dibandingkan dengan kecamatan lainnya.

Secara keseluruhan, tabel ini memberikan gambaran tentang komoditas yang menjadi spesialisasi di setiap kecamatan. Ini berguna bagi pemerintah atau pemangku kepentingan lainnya untuk mengambil kebijakan yang mendukung pengembangan sektor-sektor tersebut, guna meningkatkan ekonomi lokal.

Pembahasan Shift Share

  • Tabel di atas menunjukkan analisis shift-share yang digunakan untuk mengevaluasi pertumbuhan berbagai sektor komoditas di beberapa kecamatan. Analisis ini membandingkan perubahan nilai produksi komoditas dari waktu ke waktu, dengan kategori "Progresif" untuk komoditas yang mengalami pertumbuhan positif dan "Lamban" untuk yang mengalami penurunan atau pertumbuhan yang lebih rendah.
  • Pada sektor perkebunan, kecamatan seperti Pelaihari dan Bajuin menunjukkan performa yang progresif pada komoditas kelapa sawit dan kelapa, sementara kecamatan seperti Tambang Ulang dan Kurau mengalami pertumbuhan lamban pada beberapa komoditas lainnya. Kecamatan Pelaihari bahkan menunjukkan perkembangan pada beberapa komoditas utama, seperti karet dan kopi, yang dapat mencerminkan perbaikan dalam praktik budidaya atau peningkatan permintaan pasar.
  • Di sektor peternakan, terlihat bahwa beberapa kecamatan mengalami penurunan, seperti Kecamatan Tanjung dengan nilai negatif pada komoditas sapi potong dan kerbau, sementara Pelaihari memiliki performa progresif pada kambing dan domba. Hal ini dapat menunjukkan konsentrasi sektor peternakan yang lebih baik di Pelaihari dibandingkan kecamatan lain yang lamban.
  • Pada sektor unggas, seperti ayam kampung, ayam pedaging, dan itik, hampir semua kecamatan memiliki pertumbuhan yang progresif, kecuali beberapa kecamatan yang mengalami penurunan pada komoditas tertentu. Misalnya, Kecamatan Tambang Ulang dan Kintap menunjukkan pertumbuhan positif pada ayam kampung dan ayam petelur, sementara kecamatan lain cenderung memiliki nilai yang lebih rendah.
  • Analisis shift-share ini memberikan gambaran umum tentang pertumbuhan sektor-sektor unggulan di tiap kecamatan. Data ini dapat digunakan oleh pemangku kepentingan untuk mengidentifikasi komoditas yang memiliki potensi pengembangan dan menentukan wilayah yang memerlukan perhatian lebih untuk meningkatkan produktivitas.
  • Pembahasan Shift Share

Peta di atas menunjukkan potensi wilayah sektor perkebunan di Kabupaten Tanah Laut, yang dibagi berdasarkan kategori potensi unggulan setiap kecamatan. Dalam legenda peta, terdapat empat kategori potensi wilayah: Unggul, Andalan, Prospektif, dan Tertinggal. Setiap kategori ditandai dengan warna berbeda: biru untuk unggul, hijau untuk andalan, oranye untuk prospektif, dan merah untuk tertinggal.

Kecamatan yang masuk dalam kategori Unggul adalah Kecamatan Kurau, yang berpotensi besar di sektor perkebunan dibandingkan dengan kecamatan lain. Kecamatan Bumi Makmur termasuk dalam kategori Andalan, yang menunjukkan bahwa wilayah ini juga cukup baik dalam sektor perkebunan, meski tidak seunggul Kecamatan Kurau. Sebagian besar wilayah lainnya, seperti Kecamatan Tanjung, Pelaihari, dan Batu Ampar, dikategorikan sebagai Prospektif. Hal ini menunjukkan bahwa wilayah-wilayah ini memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut di sektor perkebunan.

Sementara itu, Kecamatan Jorong termasuk dalam kategori Tertinggal (ditandai dengan warna merah), yang menunjukkan bahwa sektor perkebunan di wilayah ini masih memerlukan perhatian dan dukungan untuk berkembang. Peta ini dapat membantu para pemangku kepentingan dalam menentukan kebijakan yang tepat untuk pengembangan sektor perkebunan, dengan fokus pada wilayah unggul dan prospektif, serta pemberian dukungan tambahan untuk wilayah tertinggal.

Sumber olah data farid
Sumber olah data farid

potensi wilayah sektor peternakan di Kabupaten Tanah Laut, yang dibagi ke dalam empat kategori: Unggul, Andalan, Prospektif, dan Tertinggal. Kategori ini ditandai dengan warna berbeda pada setiap kecamatan: biru untuk unggul, hijau untuk andalan, oranye untuk prospektif, dan merah untuk tertinggal.

Kecamatan yang masuk dalam kategori Unggul adalah Kecamatan Panyipatan, yang memiliki potensi terbesar dalam sektor peternakan dibandingkan wilayah lain. Kecamatan Takisung termasuk dalam kategori Andalan, menunjukkan bahwa wilayah ini cukup baik dalam sektor peternakan meskipun tidak seunggul Panyipatan. Sebagian besar kecamatan lainnya, seperti Pelaihari, Tambang Ulang, Batu Ampar, dan Kintap, dikategorikan sebagai Prospektif, menunjukkan bahwa wilayah-wilayah ini memiliki potensi yang dapat dikembangkan lebih lanjut di sektor peternakan.

Tidak ada kecamatan yang dikategorikan sebagai Tertinggal pada peta ini, yang menunjukkan bahwa secara umum semua kecamatan di Kabupaten Tanah Laut memiliki potensi dalam sektor peternakan, meskipun dengan tingkat yang berbeda-beda. Peta ini berfungsi sebagai panduan bagi pemangku kepentingan untuk fokus pada pengembangan peternakan di wilayah prospektif dan andalan serta mempertahankan potensi di wilayah unggul.

Sumber olah data farid
Sumber olah data farid

Berdasarkan legenda, potensi wilayah perikanan dibagi menjadi empat kategori, yaitu unggul (ditandai dengan warna biru), andalan (warna oranye), prospektif (warna hijau), dan tertinggal (warna merah). Wilayah dengan potensi unggul berada di bagian pesisir yang mencakup kecamatan Bumi Makmur, Kurau, dan Kintap. Sementara itu, sebagian besar wilayah yang ditandai sebagai andalan meliputi kecamatan Tambangulang, Pelaihari, Takisung, Bajuin, Batu Ampar, dan Jorong. Peta ini dapat membantu dalam perencanaan pengembangan sektor perikanan sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh masing-masing kecamatan di Kabupaten Tanah Laut

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun