Mohon tunggu...
Nikmatus Saadah
Nikmatus Saadah Mohon Tunggu... Mahasiswi -

Belajar di masa kecil bagaikan mengukir di atas batu, sedang belajar di masa dewasa bagaikan mengukir di atas air

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menjajak Cerita Desa di Tengah KKM 2019

11 Januari 2019   12:08 Diperbarui: 11 Januari 2019   13:14 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tepat empat belas hari sudah kami menetap di dusun Genengan Krajan. Tak terasa hari-hari mulai berlalu, simpang siur cerita mulai menjejakkan langkah, kami mulai mengenal desa ini. 

Desa Genengan, iya Desa Genengan. Desa itu merupakan desa yang memiliki tiga dusun diantaranya dusun Genengan Krajan yang terkenal dengan luas dan tradisi kejawenannya, dusun Bunder yang kecil dan terpisah letaknya, serta dusun Binangun yang mulai merata keislamannya. 

Letak desa Genengan bukan desa bukan kota, desa ini dalam pertengahan keduanya, sehingga mayoritas masyarakatnyapun tidak kental dengan kebudayaan masyarakat desa ataupun kebudayaan masyarakat kota. 

Kurang lebih 60% mata pencaharian masyarakat di desa ini adalah buruh pabrik, banyak dari mereka yang bekerja di pabrik rokok. Sehingga jarang sekali kita temui petani di desa ini. Keberadan pertengahan budaya desa dan kota tersebut telah mempengaruhi masyarakat daerah ini enggan untuk menjadi petani, mereka cenderung memilih bekerja di pabrik utamanya pemuda-pemudanya. Ujar P.Mat Sholeh (Kasun dusun Genengan Krajan).

Dari segi kompetensi, Desa ini cukup beragam, ada pondok, ada sekolah, ada pengusaha, banyak sekali toko walaupun jarang kita temui pasar sayur di pagi hari, lima masjid dan dua pura tersebar di tengah desa, sayangnya suatu permasalahan besar sejak dulu, desa ini sulit untuk menemukan air. 

Konon Desa Genengan adalah desa yang di sabda, sewaktu itu ada nenek tua meminta air untuk minum, namun tak ada seorangpun memberikan air untuknya, sehingga nenek tersebut seraya berkata, "desa Genengan akan kesulitan air hingga esok". Inilah yang diucapkan mulut ke mulut masyarakat ketika kita bertanya akan penyebab kesulitan air di desa ini. 

Percaya tidak percaya, wallahu a'lam, namun masyarakat desa ini pernah menduduk sumur hingga 100 meter pun tak kunjung keluar air, sedang desa sebelah yang hanya terpisah dengan sungai, menduduk tanah sedalam lima meter saja sudah mengeluarkan air, ujar beberapa warga desa ini. Sehingga mereka menggunakan sumur bor.

Sekilas informasi telah kami serap sedikit demi sedikit dari mulut warga. Seminggu dua minggu kami mulai menjajak desa Genegan dari ujung utara hingga ujung selatan. Sepuluh RW, 33 RT mulai kami kenal. Delapan perempuan mahasiswi KKM yang menetap di rumah warga setempat dan empat mahasiswa KKM yang menetap di Panti PKK Balaidesa Genengan mulai mengukir cerita. 

Di sanalah kami mulai meraba kondisi masyarakat desa ini dan mulai menyusun program kerja KKM 2019. Diantaranya adalah program harian yang kita fokuskan pada pemerintahan desa, sekolah TPQ, dan masjid. Penjajakan ini kami mulai sejak pelatihan membatik di desa Genengan. 

dokpri
dokpri
Kebetulan dua minggu lalu, kami diundang untuk menghadiri pelatihan batik di desa Genengan. Mulai dari mencanting, melukis dan mewarna, kami pelajari di sana. Di tengah perbincangan guyonan dengan ibu-ibu sambil mewarna batik, sedikit kami selipkan pertanyaan-pertanyaan mengenai kondisi desa.  

Disamping itu, kami juga diundang di musyawarah desa (Musydes) Desa Genengan, sehingga kita tahu sedikit banyak tentang desa. Silaturrahmi ke rumah Kasun, Ta'mir Masjid, UMKM, beberapa lembaga dan beberapa masyarakat mulai kami lakukan secara perlahan hingga akhirnya kami menemukan karakter masyarakat dan kondisi desa Genengan serta mulai menyusun program kerja harian dan program kerja unggulan. 

Yang mana program kerja harian tersebut kami lakukan setiap hari secara rutin. Sedangkan program kerja unggulan kami lakukan ketika kita menemukan suatu masalah ataupun potensi dan kami akan melakukan sesuatu hal untuk menjadikannya masalah ataupun potensi tersebut menjadi lebih baik.

dokpridokpri
dokpridokpri
Dalam program kerja harian ini, kami berdua belas orang mulai membagi tugas dari sesi pagi dan sesi sore. Sesi pagi kami berbagi tugas ke pemerintahan desa dan sekolah. Berbagai kegiatan di dua tempat ini kami lalui dengan tertawa, sedih, lelah, semangat, nyaman, enak, tidak enak yang telah bercampur menjadi satu. 

Tepatnya selasa lalu, kami bekerja sama menciptakan UKS di Sekolah Dasar Negeri 1 Genengan, yang saat itu sedang dibutuhkan. Bekas ruang guru tersebut kami renovasi menjadi UKS. Mulai mendesain ruangan, geret menggeret dipan yang berat, memindah almari dan komputer, menata buku hingga membersihkan ruangan UKS tersebut kita lakukan bersama-sama. Wal hasil alhamdulillah SDN 1 Genengan saat ini sudah memiliki UKS yang memadai dan cukup luas. Semoga bermanfaat untuk SDN 1 Genengan

Beralih pada sesi sore yang kita fokuskan di beberapa TPQ yang tersebar di desa ini, bimbel, dan masjid. Dari 36 TPQ di Desa Genengan yang telah kami survey, Enam TPQ yang kami pilih diantaranya. Keenam TPQ ini membuat kami terbagi menjadi enam kelompok, dalam arti lain setiap TPQ terdapat dua mahasiswa yang bertugas di TPQ setiap harinya. Tiga TPQ di Dusun Genengan Krajan, dan tiga TPQ di Dusun Binangun. 

Berbagai karakter santri yang berbeda-beda dari santri TK hingga santri kuliah kami temui di desa ini membuat kami belajar untuk memahami mereka dan mulai belajar mengajar di kehidupan yang nyata. Ngaji iqro', al-quran, pidato, tilawah, dan al-banjari mulai kami bagi dengan mereka. Tidak 100% kami mengajar, beberapa pengasuh TPQ berharap teman-teman KKM 2019 mampu membangkitkan semangat santri di desa Genengan. 

Umumnya di beberapa daerah yang minim dengan santri diatas jenjang SMP, alhamdulillah di desa Genengan khusunya di beberapa TPQ masih bertahan santri diatas jenjang SMP bahkan hingga jenjang kuliah. Harapannya mereka tidak sampai putus ngaji, oleh sebab itu, motivasi, sharing, dan belajar dengan seumuran dirasa perlu di sana. Awalnya memang canggung, namun seiring berjalannya waktu serius, canda tawa mulai menghangat diantara kita. Semoga keceriaan ini bersambung hingga KKM ini berakhir.

dokpri
dokpri
Ba'da maghrib kami mulai membuka bimbel untuk semua kalangan siswa. Namun mayoritas yang datang adalah siswa SD dengan cerawakan mereka yang membuat kami tertawa. 

Dua tempat di posko KKM kelompok 93 dusun Genengan Krajan dan di Serambi Masjid Binangun kami gunakan untuk tempat bimbel. Senang sekali melihat adik-adik berlari-lari ke tempat bimbel seusai sholat berjamaah di masjid dan musholla. Pukul 20.30 atau 21.00 jam terakhir kita akhiri bimbel, khawatir terlalu malam. Setelah itu baru kami mulai evaluasi sejenak dan beristirahat.

Eeemmmm tak terasa esok adalah hari sabtu, itu artinya kami mulai menginjak minggu ketiga di desa Genengan, cepat sudah waktu berlalu, sepertinya baru kemarin kita menggeret-geret koper. Aah sudahlah, semoga di sisa pertengahan waktu ini kami kelompok 93 dapat melanjutkan program-program selanjutnya. Semoga yang sakit segera sembuh, dan tidak ada yang sakit lagi, semangat buat kita semua mahasiswa KKM 2019 di berbagai desa

UIN Ngerakyat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun