Mohon tunggu...
Nikmatus Saadah
Nikmatus Saadah Mohon Tunggu... Mahasiswi -

Belajar di masa kecil bagaikan mengukir di atas batu, sedang belajar di masa dewasa bagaikan mengukir di atas air

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membantu Perkembangan Disleksia dengan Tangan BK

28 November 2018   20:47 Diperbarui: 28 November 2018   20:58 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hai sobat kompasianers, kali ini saya tertarik menulis tentang gangguan disleksia. Sudahkah teman-teman pernah mendengar kata ini? Saya kira ini bukan hal yang asing lagi ya bagi sebagian orang. 

Disleksia adalah gangguan pada bagian tertentu otak yang menyebabkan learning disorder pada penderita atau penyandang. Jenis dislexiapun sangat beragam diantaranya penderita tidak dapat menulis, tidak dapat membaca, tidak dapat menghafal, tidak dapat berhitung ataupun yang lainnya. Salah satu cirinya adalah mereka akan "SERING LUPA", bahkan terkadang mereka tidak dapat menyebutkan sesuatu yang baru saja mereka dengar.

So, menurut kalian penyandang  disleksia ini bodoh atau tidak sih? Survey membuktian sebagian besar masyarakat menganggap penyandang  disleksia ini adalah anak yang bodoh karena dia tidak mampu melakukan sesuatu hal yang dapat dilakukan teman-teman yang lainnya. Bahkan sering kali mereka dikucilkan ketika di sekolah karena tidak ada seorangpun yang memahami mereka. Hal ini disebabkan karena ciri-ciri  disleksia yang sulit dibedakan dengan anak yang mempunyai kemampuan rendah.

Kita salah mengartikan, justru orang-orang yang menyandang  disleksia sering kali orang-orang yang mempunyai kelebihan di luar dugaan kita. Sayangnya mereka terkadang tidak bisa melakukannya karena tekanan stress atau depresi terlebih dahulu yang mempengaruhi perkembangan mereka. 

Percaya tidak percaya bahwa Albert Einstein seorang ilmuwan fisika teoritis yang menemukan bola lampu, beliau adalah salah seorang yang menyandang  disleksia, Deddy Corbuzier seorang yang terkenal dengan pesulap, beliau juga penyandang dislexia. Itu artinya penyandang  disleksiabukanlah seorang yang bodoh atau mempunyai kemampuan yang rendah, melainkan bisa jadi sebaliknya.

Teman-teman pernah menyaksikan film India yang berjudul Taare Zameen Par? Film yang menceritakan seorang anak yang mengalami  disleksia, dia kesulitan dalam membaca, menulis, menghafal dan tertinggal dengan teman-temannya. Hal ini membuat dia dianggap bodoh oleh teman-temannya, orang tuanya selalu memarahinya sehingga membuat dia tertekan dan mulai memberontak terhadap lingkungannya. 

Tidak seorangpun yang dapat memahami dia hingga dia mendapatkan guru baru di sekolahnya yang bernama Aamir Khan yang dapat memahami dia dengan menemukan problematika yang dia hadapi. Perlahan Aamir Khan membantu belajar anak ini hingga dia menemukan kelebihannya dan membuat bangga kedua orang tuanya.

Guru BK memecahkan permasalahan  disleksia

Masalah yang biasa dihadapi guru BK sering kali terkait sebatas masalah kesulitan belajar, masalah karir, kenakalan siswa, dan masalah serupa itu bukan? Jarang rasanya ketika guru BK menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penyandang  disleksia, karena memang penyandang dislexia tidak banyak ditemui di setiap sekolah. 

Kalaupun ada, terkadang seorang guru sulit juga membedakan antara kemampuan yang rendah dengan dislexia misalnya pada pengalaman Deddy Corbuzier yang hingga tidak naik kelas dua kali gara-gara dianggap bodoh. Hal seperti inilah yang perlu kita perhatikan lebih dalam. Mengenal dan mendekati mereka secara perlahan akan membantu kita dalam mengetahui permasalahan yang mereka hadapi. Dengan mengetahui permasalahan yang mereka hadapi, sedikit banyak kita juga dapat mencari celah dalam membantu mereka belajar.

Mengingat fungsi BK yang lalu, bahwa guru BK adalah sahabat siswa yang mampu membantu siswa dalam mencapai keberhasilannya. Tidak menutup kemungkinan guru BK pun mampu memecahkan persoalan siswa penyandang  disleksia. Memang hal ini tidak mudah, namun pada hakikatnya penyandang  disleksia sangat membutuhkan perhatian lebih dari orang yang dekat dengan  mereka sehingga mereka tidak mengalami depresi serta kelebihan mereka dapat dituangkan.

Lantas apa yang harus dilakukan guru BK?

Mendengar berita terkait anak yang mengalami learning disorder yang mungkin terdengar dari aduan guru mata pelajaran, guru kelas ataupun teman-teman mereka bahwa si anak mempunyai kemampuan yang rendah atau dikatakan bodoh, guru BK patut segera menelusuri lebih lanjut apa yang sebenarnya terjadi pada si anak tersebut. Misalnya menggunakan konseling individual terlebih dahulu, dan mencari informasi dari pihak-pihak terkait seperti orang tua dan keluarga anak apakah informasi yang diterima guru BK dari beberapa pihak benar-benar terjadi? Jika iya apa penyebab kekurangan itu?

Ketika permasalahan telah ditemukan, artinya sudah diketahui bahwa ternyata permasalahan anak bukanlah kemampuan yang rendah melainkan penyadang dislexia, tentu dalam hal ini guru BK juga tidak sendiri, melainkan bekerja sama dengan stakeholder yang lainnya juga seperti guru mata pelajaran, orang tua, dan guru kelas anak dalam menanganinya.

Perlu kita pahami bahwa penyandang dislexia sangatlah memerlukan pelayanan yang khusus dalam pembelajaran. Tidak dilupakan juga, menghindari bullying yang mengakibatkan mereka depresi adalah hal penting yang perlu dilakukan terlebih dahulu.

Menghindari Bullying

Terkadang teman, guru bahkan orang tua tidak menyadari bahwa si anak menyandang  disleksia, sehingga men-judge bahwa anak itu bodoh. Sering kali juga orang tua merasa malu ketika anaknya sulit mengikuti pembelajaran layaknya teman-teman yang lainnya ketika mendengar laporan dari guru mereka. Oleh sebab itu rasa kesal, marah dan malu menjadikan pelampiasan mereka terhadap anaknya dengan terus menekan anaknya untuk bisa. 

Ketika di sekolah guru mereka terkadang juga merasa kesal ketika mereka sulit menerima pembelajaran padahal teman-teman yang lainnya mampu menerimanya. Belum lagi ditambah dengan sikap teman-teman mereka yang mengucilkan karena dia dianggap bodoh. Hal-hal semacam ini selalu menghantui mereka dan mengakibatkan depresi serta mereka tidak dapat mengembangkan kelebihan-kelebihan yang mereka miliki.

Untuk menyikap hal ini, alangkah baiknya jika guru BK memberi pengertian terhadap stakeholder lainnya seperti orang tua, guru mata pelajaran, temannya untuk tidak menganggap bahwa anak tersebut bodoh, melainkan anak mengalami disleksia dan membantu perkembangannya. Penanganan sejak dini, akan cenderung lebih membantu anak penyandang dislexia untuk dapat berkembang dan mengikuti pembelajaran.

Pembelajaran Khusus untuk Penyandang  disleksia

Seperti peran Aamir Khan yang menjadi guru si anak dalam film Taare Zameen Par, hendaknya guru BK mengarahkan guru mata pelajaran mereka untuk memberi pembelajaran menggunakan metode yang berbeda dengan siswa lainnya kepada si anak. Sehingga si anak perlahan mampu menerimanya. Dan dalam beberapa waktu, kitapun akan mengetahui kelebihan yang mereka miliki. 

Perlu kita ketahui bahwa penyandang  disleksiaakan mengalami depresi dan tekanan jika kita terlalu memaksakan mereka. Oleh karena itu metode khusus kita berikan kepada mereka untuk membantu perkembangan mereka sedikit demi sedikit. Terkadang mereka yang mengalami  disleksia juga membutuhkan perhatian lebih layaknya anak-anak yang lainnya.

So, jangan tergesa-gesa menganggap penyandang  disleksia sebagai anak yang bodoh, seorang Albert Einstein yang cerdas seperti itu bahkan menyandang  disleksia. Mari kita membantu mereka untuk mengembangkan kemampuan mereka.

Semoga bermanfaat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun