Mohon tunggu...
Nikmatus Saadah
Nikmatus Saadah Mohon Tunggu... Mahasiswi -

Belajar di masa kecil bagaikan mengukir di atas batu, sedang belajar di masa dewasa bagaikan mengukir di atas air

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membantu Perkembangan Disleksia dengan Tangan BK

28 November 2018   20:47 Diperbarui: 28 November 2018   20:58 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lantas apa yang harus dilakukan guru BK?

Mendengar berita terkait anak yang mengalami learning disorder yang mungkin terdengar dari aduan guru mata pelajaran, guru kelas ataupun teman-teman mereka bahwa si anak mempunyai kemampuan yang rendah atau dikatakan bodoh, guru BK patut segera menelusuri lebih lanjut apa yang sebenarnya terjadi pada si anak tersebut. Misalnya menggunakan konseling individual terlebih dahulu, dan mencari informasi dari pihak-pihak terkait seperti orang tua dan keluarga anak apakah informasi yang diterima guru BK dari beberapa pihak benar-benar terjadi? Jika iya apa penyebab kekurangan itu?

Ketika permasalahan telah ditemukan, artinya sudah diketahui bahwa ternyata permasalahan anak bukanlah kemampuan yang rendah melainkan penyadang dislexia, tentu dalam hal ini guru BK juga tidak sendiri, melainkan bekerja sama dengan stakeholder yang lainnya juga seperti guru mata pelajaran, orang tua, dan guru kelas anak dalam menanganinya.

Perlu kita pahami bahwa penyandang dislexia sangatlah memerlukan pelayanan yang khusus dalam pembelajaran. Tidak dilupakan juga, menghindari bullying yang mengakibatkan mereka depresi adalah hal penting yang perlu dilakukan terlebih dahulu.

Menghindari Bullying

Terkadang teman, guru bahkan orang tua tidak menyadari bahwa si anak menyandang  disleksia, sehingga men-judge bahwa anak itu bodoh. Sering kali juga orang tua merasa malu ketika anaknya sulit mengikuti pembelajaran layaknya teman-teman yang lainnya ketika mendengar laporan dari guru mereka. Oleh sebab itu rasa kesal, marah dan malu menjadikan pelampiasan mereka terhadap anaknya dengan terus menekan anaknya untuk bisa. 

Ketika di sekolah guru mereka terkadang juga merasa kesal ketika mereka sulit menerima pembelajaran padahal teman-teman yang lainnya mampu menerimanya. Belum lagi ditambah dengan sikap teman-teman mereka yang mengucilkan karena dia dianggap bodoh. Hal-hal semacam ini selalu menghantui mereka dan mengakibatkan depresi serta mereka tidak dapat mengembangkan kelebihan-kelebihan yang mereka miliki.

Untuk menyikap hal ini, alangkah baiknya jika guru BK memberi pengertian terhadap stakeholder lainnya seperti orang tua, guru mata pelajaran, temannya untuk tidak menganggap bahwa anak tersebut bodoh, melainkan anak mengalami disleksia dan membantu perkembangannya. Penanganan sejak dini, akan cenderung lebih membantu anak penyandang dislexia untuk dapat berkembang dan mengikuti pembelajaran.

Pembelajaran Khusus untuk Penyandang  disleksia

Seperti peran Aamir Khan yang menjadi guru si anak dalam film Taare Zameen Par, hendaknya guru BK mengarahkan guru mata pelajaran mereka untuk memberi pembelajaran menggunakan metode yang berbeda dengan siswa lainnya kepada si anak. Sehingga si anak perlahan mampu menerimanya. Dan dalam beberapa waktu, kitapun akan mengetahui kelebihan yang mereka miliki. 

Perlu kita ketahui bahwa penyandang  disleksiaakan mengalami depresi dan tekanan jika kita terlalu memaksakan mereka. Oleh karena itu metode khusus kita berikan kepada mereka untuk membantu perkembangan mereka sedikit demi sedikit. Terkadang mereka yang mengalami  disleksia juga membutuhkan perhatian lebih layaknya anak-anak yang lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun