Hallo teman-teman kompasianer! Tidak terasa SNMPTN 2019 sudah di depan mata, lho!.. Apakah teman-teman semua sudah mempersiapkan diri? Saya yakin deh pasti semua sudah pada mempersiapkan diri mulai dari kalangan peserta didik hingga pihak sekolah utamanya guru BK yang sangat terlibat langsung di dalamnya.Â
1. Kalian harus mempersiapkan nilai rapor dengan baik selama 3 tahun terakhir;
2. Kalian perhatikan akreditasi sekolah kalian;
3. Jangan lupa lihat jejak alumni tahun sebelumnya; dan
4. Nilai Ujian Nasional yang harus baik pula
Nah keempat persyaratan tersebut sudah teman-teman perhatikan belum? Semoga teman-teman semua sudah memenuhi persyaratan-persyaratan tersebut ya, jadi tinggal cuus daftar SNMPTN dan nunggu hasilnya deh.Â
Tapi pengalaman penulis ni ya, terkadang peserta didik sudah mempersiapkan sedemikian rupa terkait beberapa persyaratan tersebut, namun mereka cenderung patah semangat ketika sudah melihat jejak alumni mereka yang banyak meninggalkan kesempatan emas ini. Akibatnya adik kelas mereka deh yang jadi korban atau biasa teman-teman sebut dengan backlist.Â
Nah tidak asing kan dengar istilah yang satu ini. Semoga sekolah teman-teman tidak ada yang diblacklist ya. Sistem blacklist adalah sistem yang menerapkan pengurangan kuota penerimaan mahasiswa ditahun selanjutnya melalui jalur SNMPTN yang disebabkan banyaknya siswa tahun sebelumnya dari sekolah tersebut sudah diterima di Universitas pilihan mereka namun mereka tidak mengambil kesempatan itu.Rugi kan jadinya jika sudah benar-benar terjadi?
Awalnya saya mengira bahwa sistem blacklist tidaklah berjalan dengan baik, eh ternyata salah satu sekolah di Kota Malang sudah mengalami hal tersebut, berarti bener kan? So, gimana dong jika kakak kelas kita sudah melakukan hal tersebut? Apa boleh buat adik kelas yang hanya melanjutkan jejak mereka. Salah siapa dong jadinya kalau seperti ini? Yuk simak baik-baik berikut ini untuk menghindari blacklist
Tugas Guru BK dalam Menerapkan Layanan BK