Mohon tunggu...
Nikita Puspita
Nikita Puspita Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer, Mentor, Coach, and Trainer

Dosen STEI Indonesia nikita_puspita@stei.ac.id dan Mentor Business Coaching Magister Manajemen Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Bias Gender: Fenomena Glass Ceiling dan Glass Escalator di Tempat Kerja

21 Februari 2022   10:28 Diperbarui: 6 Maret 2022   21:30 1339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam dunia kerja, secara umum laki-laki memiliki peran yang cukup penting dibandingkan perempuan. Terlebih di beberapa sektor pekerjaan, laki-laki masih menjadi pemain utama di berbagai industri, yaitu menjadi sosok yang memimpin, mengatur, dan pengambil kebijakan. 

Menariknya lagi, di area yang katanya merupakan area perempuan, laki-laki sering kali tetap berada di posisi penting. Hal ini mungkin sekali terjadi di lingkungan kerja, karena disebabkan oleh stereotype yang ada di sekitar kita, dimana menganggap perempuan tidak kompeten dibandingkan laki-laki. 

Kebanyakan perempuan dianggap terlalu banyak bertindak mengikuti intuisi atau perasaan, sehingga hal ini membuat banyak perempuan memiliki kesulitan dalam berkarier. 

Hal ini semakin mendukung terjadinya kondisi dimana laki-laki dianggap cocok memainkan peran utama dalam memimpin suatu perusahaan, karena memiliki pemikiran yang lebih logis dan rasional, serta bisa mengambil keputusan yang tepat.

World Bank
World Bank

Dilansir data dari World Bank, hanya 38.8 persen perempuan yang ambil bagian tenaga kerja di dunia. 

DI indonesia pun data ini tidak berbeda jauh, yaitu sebesar 39.3 persen, dan pekerjaan yang dipenuhi perempuan itu lebih ke profesi yang membutuhkan sifat-sifat yang diasosiasikan dengan femininity, dan lagi-lagi ini adalah tentang stereotype. 

Contohnya profesi guru TK ataupun SD hingga perawat yang butuh sifat pengasuhan, lebih bisa berempati, berkomunikasi, dan ramah. 

Pengalaman Perempuan di Tempat Kerja

Ada beragam temuan yang memperlihatkan pengalaman perempuan di tempat kerja. Tidak bisa digeneralisir memang di suluruh organisasi, namun kita tidak bisa menutup mata menganggap hal-hal ini tidak terjadi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun