Mohon tunggu...
nikitaaprilia
nikitaaprilia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang memiliki semangat tinggi untuk mengembangkan diri dan memberikan yang terbaik dalam dunia pendidikan. Saya memiliki hobi mendengarkan musik yang beragam. Musik bagi saya bukan hanya hiburan, tetapi juga cara untuk mengekspresikan diri dan mengatasi stres. Selain itu, saya juga sangat menyukai traveling. Menjelajahi tempat baru dan memahami budaya yang berbeda membuat saya lebih terbuka dan kaya akan pengalaman. Setiap perjalanan memberikan pelajaran berharga dan memperluas wawasan saya, yang nantinya dapat saya bagikan kepada siswa-siswa saya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Efektivitas Program LAKSA (Selasa Makan Bersama) dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di SD Sempu 2

2 Desember 2024   19:52 Diperbarui: 2 Desember 2024   23:11 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam kemajuan suatu bangsa.
Kualitas pendidikan yang baik tidak hanya ditentukan dari kurikulum yang
diterapkan, tatapi juga ditentukan oleh berbagai faktor lain, termasuk lingkungan
belajar, metode pengajaran dan keterlibatan orang tua serta sekolah. Peran sekolah
sebagai institusi pendidikan sangat esensial dalam menentukan keberhasilan
pendidikan. Sekolah tidak hanya berfungsi sebagai tempat mentransfer ilmu, tetapi
juga sebagai lingkungan sosial dimana siswa belajar berinteraksi dan
berkolaborasi. Dengan adanya manajemen berbasis sekolah (MBS), sekolah
diberikan otonomi lebih untuk mengelola sumber daya juga dalam pengambilan
keputusan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristiki lokal. Manajemen Berbasis
Sekolah mendorong partisipasi aktif seluruh komponen warga sekolah untuk
bersama-sama melakukan pengembangan program-program pendidikan.
Program LAKSA “Selasa Makan Bersama” merupakan salah satu program
yang dikembangkan sekolah sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik lokal.
Program ini dirancang untuk memastikan siswa mendapatkan asupan bergizi
sebelum memulai kegiatan belajar. Dengan mengadakan makan bersama disetiap
hari selasa, sekolah berupaya untuk menciptakan kebiasaan baik dalam hal pola
makan siswa, yang mana makanan instant dilarang untuk dibawa dalam kegiatan
ini. Adanya program ini, diharapkan dapat menciptakan suasana kebersamaan atara
para siswa, guru, dan orang tua. Selain itu, program ini juga bertujuan untuk

mengatasi masalah yang dihadapi oleh orang tua, yaitu kekahwatiran bahwa anak-
anak mereka tidak dapat melakukan sarapan di rumah karena malas dan terlambat sekolah.
Kegiatan makan bersama tidak hanya memberikan kesmepatan bagi siswa
untuk mendapatkan makanan bergizi, tetapi juga menjadi tempat dimana siswa
dapat membangun interaksi sosial di antara mereka. Dalam suasana yang akrab dan
menyenangkan, siswa dapat saling berkenalan dan berbagi pengalaman, hal ini
dapat meningkatkan motivasi belajar mereka karena dengan mjenjalin hubungan
sosial yang kuat satu sama lain sangat penting untuk menciptakan lingkungan
belajar yang positif.


Orang tua juga memiliki peran penting dalam mendukung keberhasilan
program “LAKSA”. Dengan melibatkan mereka dalam kegiatan makan bersama,
sekolah dapat membangun komunikasi yang lebih baik antara orang tua dan pihak
sekolah. Keterlibatan orang tua dalam program ini diharapkan dapat meningkatkan
kesadaran akan pentingnya nutrisi bagi anak-anak dan mendorong mereka untuk
lebih aktif dalam mendukung pendidikan anak di rumah.
Tantangan terkait asupan gizi siswa, terutama terkait kurangnya sarapan, dapat
memengaruhi konsentrasi dalam kegiatan belajar. Penelitian menunjukkan bahwa
siswa yang tidak sarapan cenderung mengalami kesulitan berkonsentrasi dan lebih
mudah merasa lelah. Dengan adanya program “LAKSA”, diharapkan siswa dapat
memulai hari mereka dengan energi yang cukup, sehingga dapat lebih fokus dan
aktif dalam kegiatan belajar.

Efektivitas Program LAKSA Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Sarapan merupakan kegiatan makan di pagi hari yang tidak boleh diabaikan,
terutama untuk siswa yang akan melakukan kegiatan belajar di sekolah. Banyak
penelitian yang menunjukkan bahwa tidak sarapan dapat menghambat konsentrasi,
daya ingat, dan kinerja akademik siswa. Tanpa asupan gizi yang cukup di pagi hari,
siswa cenderung merasa lelah, gelisah, dan sulit fokus pada pelajaran yang akan
disampaikan oleh guru. Kondisi ini dapat mengakibatkan rendahnya partisipasi
siswa dalam kegiatan belajar, serta berpotensi menurunkan prestasi akademik
mereka. Menurut Mayasari (2017:4) Pada saat kegiatan belajar mengajar
berlangsung sering dijumpai permasalahan yang dihadapi oleh siswa seperti siswa
mengganggu teman sebangkunya dalam proses pembelajaran, siswa gelisah saat
mengikuti proses pembelajaran, siswa tidak tenang dan tidak bisa memperhatikan
guru dalam penyampaian bahan pelajaran, siswa tidak dapat menuntaskan tugas
dengan baik, siswa melamun di dalam kelas, siswa tidur di dalam kelas, siswa tidak
mengikuti instruksi guru dengan baik serta siswa tidak aktif dalam proses
pembelajaran. Akibatnya berpengaruh pada nilai yang diperoleh oleh siswa pada
tugas dan ulangan yang menunjukkan banyaknya siswa yang memperoleh nilai
dibawah standar ketuntasan minimal sehingga siswa harus mengikuti ujian ulangan
atau remidi.


Hal tersebut dapat disebabkan karena terlewatkannya sarapan. Sehingga guru,
orang tua dan sekolah harus bekerjasama untuk menuntaskan permasalahan ini
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Menurut Sardiman (2012:75) motivasi
adalah serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu sehingga,
seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan
berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Dari
pendapat ini, dapat dilihat bahwa motivasi belajar tidak hanya berkaitan dengan
keinginan untuk belajar, tetapi juga dengan upaya menciptakan lingkungan yang
mendukung agar siswa merasa nyaman dan tertarik untuk berpartisipasi dalam
aktivitas belajar. Adanya motivasi belajar siswa akan lebih cenderung aktif dan
terlibat dalam proses pembelajaran, hal ini tidak hanya berdampak pada pencapaian
akademik siswa tetapi juga pada perkembangan karakter dan keterampilan sosial
mereka. Oleh karena itu, penting bagi pendidik dan orang tua untuk memahami
kebutuhan peserta didik dan mendukung motivasi belajar peserta didik.
Program LAKSA “Selasa Makan Bersama” dibuat sebagai upaya untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa dengan mengintegrasikan aspek sosial dan
nutrisi. Kepala sekolah memiliki peran penting dalam terbentuknya program
LAKSA ini. Sebagai pemimpin dalam pengambilan keputusan utama, kepala
sekolah bertanggungjawab untuk memastikan program ini berjalan sesuai rencana
dan visi misi sekolah guna meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah ini.
Program LAKSA tidak hanya meminta siswa untuk membawa makanan yang
bergizi, tetapi juga membuat siswa menciptakan suasana yang menyenangkan dan
mendukung, yang dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses
pembelajaran.


Salah satu indikator efektivitas program LAKSA adalah peningkatan
keterlibatan siswa dalam aktivitas belajar. Melalui kegiatan sarapan bersama, siswa
memiliki kesempatan untuk berinteraksi lebih dekat dengan teman sebaya dan guru
mereka. Interaksi sosial yang baik dapat membantu membangun rasa percaya diri
siswa dan mendorong mereka untuk lebih aktif berpartisipasi dalam kelas.
Dukungan orang tua dan manajemen sekolah yang membantu dalam proses
berjalannya program ini menjadi kunci keberhasilan program LAKSA. Dengan
peran dari sekolah dalam perencanaan dan pengorganisasian kegiatan membuat
program ini berjalan sesuai rencana serta sesuai dengan kebutuhan semua pihak,
baik untuk siswa, orang tua, guru dan sekolah. Proses ini mencakup penetapan
jadwal kegiatan, peraturan jenis makanan, dan penentuan lokasi kegiatan. Dengan
perencanaan yang matang, program LAKSA dapat berjalan dengan baik, terstruktur
dan efisien. Sehingga program ini berhasil mencapai tujuan yang diinginkan semua
pihak.


Manajmenen Berbasis Sekolah (MBS) mendorong keterlibatan stakeholder
yang lebih luas, termasuk orang tua. Program ini diterapkan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan sekolah. Dalam implementasi program LAKSA, sekolah
melibatkan orang tua untuk berkontribusi dalam penyediaan makanan atau kegiatan
pendukung lainnya. Keterlibatan ini dapat memperkuat hubungan antara sekolah
dan keluarga. Sebagai evaluasi dan feedback, MBS melibatkan semua stakeholder
dalam proses evaluasi, sekolah dapat mengidentifikasi keunggulan dan kelemahan
program dan umpan balik dari siswa, orang tua dan guru sangat penting untuk
perbaikan program dimasa mendatang.

Tantangan Yang Dihadapi Dalam Pelaksanaan Program LAKSA
Pada elaksanaan program LAKSA, selain bertujuan untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa, program ini juga bertujuan untuk menyehatkan siswa
dengan makanan yang bergizi. Namun, ada berbagai tantangan yang sering muncul
yang dapat memengaruhi efektivitas program ini. salah satu tantangan utamanya
adalah ada beberapa siswa yang masih membawa sarapan berupa mi dan nuget,
yang mana dalam peraturan program ini tidak diperbolehkan membawa makanan
instant yang tidak sejalan dengan tujuan dari program ini yaitu membuat siswa
mendapatkan asupan gizi yang baik. Jika hal ini terus dibiarkan maka akan menjadi
hambatan dalam menciptakan pola makan sehat dikalangan siswa.
Tantangan ini muncul karena beberapa faktor, termasuk kurangnya kesadaran
siswa dan orang tua akan pentingnya nutrisi yang baik. Banyak orang tua yang
mungkin tidak menyadari dampak negatif dari kebiasaan memakan makanan yang
instant terhadap kesehatan anak-anak. Disisi lain, banyak siswa yang tidak peduli
apakah makanan yang dikonsumsi menyehatkan atau tidak. Mereka cenderung
mengutamakan kemudahan makanan instant dan cita rasa yang dimiliki dalam
makanan instant. Hal ini menunjukkan bahwa sekolah perlu meningkatkan
pemahaman dan kesadaran akan pentingnya makanan bergizi.


Untuk mengatasi tantangan ini, langkah pertama yang di lakukan oleh sekolah
adalah dengan mengadakan sosialisasi dan edukasi mengenai nutrisi bagi siswa dan
orang tua. Dari sosialisasi, sekolah dapat memberikan informasi tentang makanan
yang sehat dan dampak negatif dari makanan instant. Dengan meningkatkan
pengetahuan siswa dan orang tua, diharapkan siswa dan orang tua dapat lebih
memahami pentingnya memilih makanan yang bergizi dan mendukung program
LAKSA.


Selain itu, sekolah juga rutin melakukan komunikasi dengan orang tua siswa
melalui wali kelas terkait program LAKSA ini, mulai dari memberi informasi
makanan apa saja yang boleh dibawa dan tidak boleh dibawa. Dan jika ada siswa
yang masih membawa makanan yang tidak diperbolehkan maka wali kelas akan
menghubungi orang tua siswa tersebut dan memberi teguran atau mengingatkan
kembali agar kedepannya tidak membawa makanan yang tidak diperbolehkan
sesuai dengan peraturan yang sudah ditentukan kepala sekolah dalam program
LAKSA.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun