Mohon tunggu...
Nikita Angel Manullang
Nikita Angel Manullang Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa dari Politeknik Pembangunan Pertanian Medan

Saya adalah mahasiswa aktif semester 7 jurusan Pertanian di Polbangtan Medan dengan IPK 3.89, memiliki pengalaman magang di bidang Kultur Jaringan Pisang dan Tanaman Hias di PT Hijau Surya Biotechindo serta sebagai Agronomis di PT Petrokimia Gresik. Saya memiliki kemampuan dalam riset, analisis pasar, negosiasi, dan komunikasi interpersonal yang baik, serta terbiasa bekerja dalam tim maupun individu. Saya juga aktif dalam berbagai organisasi kampus seperti UKM Riset, UKM Paduan Suara, dan UKM Band. Penghargaan yang saya raih antara lain Medali Emas Olimpiade Kimia Nasional, Sertifikasi Alat Mesin Pertanian dari BNSP, dan beberapa prestasi di bidang sains dan seni. Saya juga memiliki keterampilan dalam Microsoft Office, problem-solving, kepemimpinan, dan berbahasa Inggris. Hobi saya termasuk membaca, menulis, menyanyi, serta travelling.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Benih Padi Hibrida Berkualitas untuk Ketahanan Pangan Nasional

21 Oktober 2024   12:50 Diperbarui: 21 Oktober 2024   13:02 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar. Padi Hibrida

Ketahanan pangan merupakan isu strategis yang krusial dalam pembangunan nasional, terutama bagi Indonesia yang memiliki sektor pertanian sebagai salah satu pilar ekonomi. Dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan global, penggunaan benih padi hibrida menjadi salah satu solusi yang menjanjikan. Benih padi hibrida dikenal memiliki produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan benih konvensional. Dengan kemampuan menghasilkan lebih banyak biji per hektar, benih ini dapat membantu memenuhi kebutuhan pangan yang terus meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi dunia.

Data statistik menunjukkan bahwa padi hibrida dapat meningkatkan hasil panen hingga 20-30% dibandingkan dengan varietas lokal. Hal ini sangat penting, terutama di negara-negara dengan lahan pertanian yang terbatas dan populasi yang terus bertambah. Selain itu, benih padi hibrida juga memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap hama dan penyakit, yang dapat mengurangi kerugian hasil panen.

Dalam hal ini, benih padi hibrida berpotensi menjadi salah satu solusi penting dalam meningkatkan produktivitas pangan, terutama di tengah tantangan perubahan iklim, alih fungsi lahan, dan degradasi lahan pertanian. Penerapan benih padi hibrida yang berkualitas sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI 8172-2015) dapat menjadi salah satu langkah kunci untuk mencapai target ketahanan pangan nasional.

a. Mengapa Padi Hibrida?

Padi hibrida memiliki keunggulan produktivitas lebih tinggi dibandingkan dengan padi varietas inbrida. Data dari Kementerian Pertanian menunjukkan bahwa padi hibrida dapat meningkatkan hasil panen hingga 15-20% lebih tinggi dibandingkan dengan varietas biasa . Ini sangat penting mengingat lahan pertanian yang terbatas dan tantangan lainnya seperti perubahan iklim yang mengakibatkan penurunan produktivitas pertanian.

b. SNI 8172-2015 sebagai Standar Mutu Benih Padi Hibrida

SNI 8172-2015 mengatur standar mutu benih padi hibrida di Indonesia, yang mencakup beberapa kriteria penting seperti kemurnian genetik, kadar air, daya berkecambah, dan kebersihan fisik benih . Mutu benih padi sangat berpengaruh terhadap hasil pertanian, karena benih yang berkualitas buruk akan menghasilkan tanaman yang tidak optimal dan rentan terhadap penyakit.

Beberapa poin penting dari SNI 8172-2015 antara lain:

1. Daya berkecambah: minimal 85%, yang berarti benih harus mampu menghasilkan tanaman yang tumbuh kuat dan seragam .

2. Kadar air benih: maksimal 14%, hal ini penting untuk menjaga kualitas benih selama penyimpanan dan transportasi.

3. Kemurnian genetik: harus mencapai minimal 98%, yang memastikan bahwa benih tersebut benar-benar merupakan varietas hibrida yang diharapkan.

c. Tantangan Implementasi di Lapangan

Meskipun padi hibrida menawarkan banyak manfaat, adopsinya di kalangan petani masih rendah. Pada tahun 2022, padi hibrida hanya digunakan di 5-7% dari total luas lahan tanam di Indonesia (BPS). Faktor-faktor seperti kurangnya pengetahuan petani, keterbatasan akses ke benih berkualitas, dan biaya produksi yang tinggi menjadi kendala utama. Selain itu, banyak benih yang beredar tidak memenuhi standar SNI, sehingga memengaruhi hasil panen. Untuk itu, pengawasan mutu benih dan edukasi mengenai penggunaan benih sesuai SNI 8172-2015 perlu ditingkatkan.

d. Mendorong Penggunaan Padi Hibrida untuk Ketahanan Pangan

Untuk meningkatkan adopsi padi hibrida, pemerintah perlu memperkuat subsidi benih, khususnya bagi petani kecil. Kerjasama antara sektor swasta, pemerintah, dan lembaga riset juga diperlukan untuk mengembangkan varietas yang sesuai dengan kondisi lokal. Program penyuluhan dan pendampingan teknis tentang manfaat padi hibrida harus diperluas, karena akses ke benih berkualitas adalah kunci. Studi Balitbangtan menunjukkan peningkatan hasil hingga 25% pada petani yang mendapat pendampingan intensif selama tiga musim tanam berturut-turut.

e. penutup

Benih padi hibrida menawarkan potensi besar dalam meningkatkan produktivitas pertanian dan mendukung ketahanan pangan Indonesia. Namun, keberhasilan implementasinya sangat bergantung pada ketersediaan benih berkualitas sesuai dengan standar SNI 8172-2015, serta dukungan kebijakan yang mendorong adopsi teknologi pertanian modern. Jika semua pihak, mulai dari pemerintah, swasta, hingga petani, dapat bekerja sama dalam mewujudkan hal ini, ketahanan pangan Indonesia akan semakin kuat dan tangguh di masa depan.

Penulis : Nikita Angel Manullang 

Instansi: Polbangtan Medan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun