Saya pernah mendengar, nasib masih bisa diperbaiki namun takdir sudah kodrat Maha Ilahi dan hanya bisa diterima dengan lapang. Â Â
Ada yang lahir di keluarga kaya, ada pun yang dilahirkan di keluarga miskin, inteligensia manusia tidak sama, ada mereka yang mempunyai kelainan dan penyakit. Â
Sebelum kita lahir sudah ditentukan bagaimana kita mati nantinya. Kata orang, kita masih bisa memperbaiki nasib bila masih diijnkan. Hal-hal yang relatif atau berupa nasib yang masih bisa diperbaiki adalah penyakit bisa sembuh, orang yang divonis mati, bisa memperpanjang hidup, ada orang yang selamat dari kecelakaan, orang miskin harta bisa memperbaiki nasib dan memperoleh kehidupan yang layak. Selama ada usaha di jalan baik, hanyalah Tuhan yang memilikki daya yang memperbaiki nasib. Â Â
Takdir yang Absolut, seperti yang disampaikan Siddharta Gautama Buddha tentang gambaran samsara atau penderitaan, manusia akan mengalami penuaan, penyakit, rasa kehilangan dan kematian.  Â
Bagaimana kita mengenal diri dan memperbaiki nasib?Â
Suatu saat saya tercengang setelah membaca satu topik dari Fisika, yaitu Supersymmetry (Supersimetri), bahasa ini tidak umum sebagaimana paparan di atas, hanyalah orang-orang yang menekuni bidang ilmu Fisika yang langsung mengenal bahasa ini. Maka dari itu, saya berbagi untuk memperkenalkan suatu prinsip dalam hukum Fisika yang dikenali sedikit orang; akan tetapi saya keluar dari kotak (out of the box) dari kerangka berpikir orang-orang Fisikawan biasa. Â Â
Fisika partikel adalah hal-hal yang berupa subatomik atau lebih kecil dari atom. Â
Elektron mempunyai superpartner dalam supersimetri, makanya mereka itu berdua dipanggil simetris dan partner pula, tiada lain adalah si antielektron, mempunyai massa yang sama hanya bermuatan yang berbeda, elektron bermuatan energi negatif, sedangkan si antielektron bermuatan energi positif.Â
Apa yang menarik disini, dunia Fisika dan fisikawan hanya membatasi teori Supersimetri pada subatomik. Bagi saya, manusia adalah matter atau benda materi yang hidup, partner simetri si manusia tiada lain adalah antimatter atau benda tidak bermateri atau si ROH. Roh ini siapa dan apa? Nah, disini saya berkonsep, superpartner roh tiada lain adalah raga kita. Justru itu mengapa roh kita terhubungan dengan dunia roh juga.  Â