Mohon tunggu...
Niki karwati
Niki karwati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobby olah raga

Selanjutnya

Tutup

Money

Nelayan Kompresor di Simeulue, Aceh

2 Juni 2022   08:39 Diperbarui: 2 Juni 2022   08:41 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Potensi  perikanan di Sieulue merupakan salah satu sektor yang unggulan yang di miliki Kabupaten simeulue, yang terdiri dari perikanan tangkap, budidaya, pemasaran dan pengolahan hasil perikanan. Potensi tersebut hingga saat ini telah menjadi salah satu komoditas pasar domestik dan mancanegara. Beberapa jenis ikan ekonomis seperti kerapu, lobster,gurita dan tripang menjadi target utama nelayan tradisonal di Kabupaten Simeulue, yang di perolehdengan menggunakan alat tangkap yang sederhana seperti tombak, ladung, nyap, pancing tangan dan rawai. Tinginya permintaan pasar dalam satu dekade terakhir, telah mendorong pengusaha dan Nelayan lokal untuk meningkatkan usaha penangkapan ikan kerang tersebut.

Salah satunya dengan menggunakan komprosesor penyuplai udara dan untuk mempermudahkan  nelayan untuk menangkap ikan. Penggunaan komprosesor untuk menyelam pada awalnya deiperkenalkan oleh nelayan pendatang asal Maduran pada tahun 1970. Sejak saat itu penggunaan komprosesor semakin berkembang hingga sekarang. Penyelaman dengan komprosesor merupakan aktivitas yang berisiko tinggi, hal ini dibuktikan dengan tingginya angka kecelakaan si pulau Simeulue. Data yang di kabarkan pada tahun 2018, dari hasil wawancara terhadap beberapa nelayan komprosesor, 98% di antaranya perna mengalami peristiwa seperti selang komprosesor terjepit, kerusakan mesin komprosesor, tergores karang, dan serangan beberapa hewan laut. Bahkan beberapa nelayan komprosesor juga pernah mengalami gangguan kesehatan yang disebabkan oleh penyakit dekompresi seperti pusing, gangguan pendengaran dan penglihatan, kesulitan buang air kecil, pendarahan melalui hidung dan telingan, pingsan, lumpuh, dan bahkan ada juga yang meniggal. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun