Bibir mengering adrenalin meninggi menjaring pikiran menghadapi tiap kemungkinan
Berapa malam lagi nafas ini menunjang gerak yang bimbang
Tiap orang dengan waktu berlalu menuju jerjak menjadi mati pun hilang arah
Bukan tempatnya disini di bawah yang beda, awan tanpa langit ini awan di atas kaca
awan itu beredar disetiap sudut gang dibalik pagar seng ditipu mesin ding dong
Hidup terasa bergairah di bawah awan sebelum terikat dengan janji seumur hidup dengan sugesti
hingga jenuh menyelami jiwa ingin rasa awan memudar namun ini awan di atas kaca
Bukan hal mudah mengatasi sugesti dan tubuh sekarat lunglai ngilu pada sendi rongga mulut
Sampai akhirnya jatuh di hadapan pria berkumis bapang yang sedang memegang timbangan digital
Sampai memenuhi sugesti dan keinginan daging lupa kapan awan menyingkir tapi awan ini awan di atas kaca
Di depan meja di hadapan gagahnya seragam coklat bukan solusi untuk menyingkirkan awan karena awan ini awan di atas kaca
Tuntutan diberikan saat negara menyatakan perang terhadap awan tapi ini awan di atas kaca
Berkumpul dengan pesakitan di bawah bayang awan yang sama tapi ini awan di atas kaca
Solidaritas di ruang sempit demi menemukan awan yang sama mengubah pikiran membuka jaringan di rintang awan
Awan ini bukan diatas langit, awan ini di atas kaca membuat perjanjian dengan seorang anak
 Perjanjian ini memiliki hak dan kewajiban, Perjanjian dengan awan di atas kaca
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H