sejenak aku termenung
dulu
aku mengingatmu sebagai sahabatku
aku mengingatmu sebagai motivatorku
dan aku mengingatmu sebagai rekan kerjaku
namun kemudian, setelah ribuan jam yang kita lewati, aku mengingatmu sebagai seseorang yang lebih dari sekedar sahabat, motivator maupun rekan kerjaku
kau adalah yang mengisi tangis dan tawaku kini
kau adalah tempat ternyaman, kala aku rapuh dan kala pedih menyapa hariku
kau juga kebahagiaan yang mewarnai setiap sisi hidupku
kau adalah barisan kata yang tak mampu kuucapkan, dan hanya bisa kuungkap lewat senyuman
kau adalah mata yang mampu melihat sisi lainku
kau adalah telinga yang mendengar ceritaku
kau adalah suara yang menyerukan isi pkiranku
dan kau adalah hati yang mampu menerima apa adanya diriku
tak akan cukup kertas putihku untuk menggambarkan berartinya dirimu dalam hidupku
jadi kutuntaskan saja kalimat sederhana ini, karna kebersamaan denganmu telah mewakili barisan kalimat yang belum terungkap
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H