Belakangan ini, fenomena implusif semakin populer di kalangan generasi Z.Â
Pembelian impulsif tanpa perencanaan dapat berujung pada penyesalan, terutama ketika barang yang dibeli ternyata tidak dibutuhkan. Perilaku ini seringkali terjadi karena di picu oleh dorongan emosional seperti stres, kebosanan ataupun perasaan senang yang muncul akibat situasi ekonomi yang tidak menentu.
Dampaknya, perilaku belanja yang tidak terkendali ini membuat generasi tersebut menghadapi masalah finansial yang lebih besar dibandingkan generasi sebelumnya.
Perilaku Impulsif ini seringkali tidak sejalan dengan prinsip Islami. Islam mengajarkan keseimbangan dalam konsumsi, menekankan pentingnya memenuhi kebutuhan dasar dan menghindari pemborosan atau hanya nafsu semata.
Hal ini dapat di dasarkan pada Surah Al-Isra Ayat 27 :Â
"Sesungguhnya para pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya," (QS. Al-Isra [17]:27).
Dalam Islam, pemborosan atau tabdzir adalah perbuatan tercela yang dilarang. Islam menganggap bahwa pemboros adalah saudara setan dan ingkar kepada Allah SWT.
Penelitian menunjukkan bahwa pemahaman nilai-nilai Islam dapat membantu Generasi Z berbelanja secara lebih bijak dan bertanggung jawab, mengurangi stres yang mungkin timbul dari perilaku konsumsi yang berlebihan. Bedasarkan nilai- nilai perilaku konsumsi dalam Islam yaitu prinsip keadilan, prinsip kebersihan, kesederhanaan, kemurahan hati dan moralitas yang dapat menciptakan kehidupan dalam keadaan tenang dan tenteram dengan menjaga keuangan secara bijaksana.
Dalam konteks perilaku konsumtif Gen-Z, ekonomi Islam memberikan beberapa pandangan dan panduan yang dapat membantu dalam menyikapi perilaku tersebut.
1. Menghindari perilaku konsumtif yang berlebihan Dalam Islam, dikenal konsep kecukupan atau qana'ah, yang mengajarkan pentingnya untuk tidak terlalu sering menginginkan dan mencari kepuasan pada hal-hal yang sifatnya duniawi semata.Â
2. Berbelanja dengan bijak Dalam ekonomi Islam, konsep berbelanja dengan bijak sangat ditekankan. sampai uang yang dikeluarkan hanya untuk memenuhi keinginan sementara, namun tidak memiliki manfaat yang jangka panjang.
3. Menjaga keseimbangan antara konsumsi dan investasi Dalam Islam, dikenal konsep investasi atau tabarru', yang mengajarkan pentingnya untuk berinvestasi pada kebaikan dan manfaat yang jangka panjang. Oleh karena itu, Gen Z perlu memahami pentingnya menjaga keseimbangan antara konsumsi dan investasi. berusaha untuk mengalokasikan sebagian penghasilannya untuk investasi yang dapat memberikan manfaat jangka panjang, seperti investasi pada pendidikan, kesehatan, atau bisnis yang halal dan berkah.
4. Membangun kesadaran sosial dan kepedulian pada sesama Dalam Islam, dikenal konsep zakat, infak, dan sedekah yang mengajarkan pentingnya untuk berbagi dengan sesama.
Kesimpulan
Implusif pemborosan dalam mengelola keuangan bukan hanya merugikan dari segi materi, tetapi juga bertentangan dengan nilai-nilai dan ajaran Islam. Dengan menghindari perilaku pemborosan dan mengelola keuangan secara bijak sesuai dengan ajaran agama, Gen Z di era sekarang dapat mencapai kesejahteraan finansial dan spiritual yang seimbang. Menggunakan harta dengan penuh pertimbangan dan mengikuti prinsip-prinsip Islam dalam pengelolaan keuangan akan membawa berkah dan keberkahan dalam kehidupan.
Dengan mengamalkan nilai-nilai Islam dalam pengelolaan keuangan, umat Muslim diharapkan dapat menciptakan kehidupan yang lebih stabil, damai, dan bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H