Mohon tunggu...
Niken Sekti Khanifah
Niken Sekti Khanifah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Suka bahas tentang perbankan dan self development.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Harga Mahal = Kualitas Bagus?

5 Januari 2023   12:05 Diperbarui: 5 Januari 2023   12:03 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

suatu hari aku membeli sepatu secara online. aku beli sekitar 30k setelah aku gunakan 3 bulan sepatu tersebut rusak dan warna memudar. meanwhile now saya beli sepatu harga 70k dan setelah 5 bulanan udah mulai kelihatan rusak busanya. after that aku mau beli lagi dengan harga diatas sebelumnya dengan mindset ada barang ada harga. dan iseng-iseng cek social account a big brand. and wow... harganya 800k keatas... untuk sepasang sepatu. dan dilihat dari ratingnya sangat bagus dan ulasannya pada memuaskan semua. dulu aku pernah dibelikan ibuku sepatu yang harganya 120k dan beruntungnya aku hingga 6 tahunan. 

aku bukan pegiat barang-barang mahal tapi kadang suka mikir

1. kenapa harga bisa segitu?

2. mengapa mau beli?

setelah berfikir panjang, belum riset ya. ini jawaban yang kudapat.

1. IMO pertanyaan pertama dari sudut pandang penjual. barang bisa mahal dipengaruhi oleh bahan baku, produksi, tenaga, distribusi, dan systemnya. 

2. this question is point of view from buyer. bisa dilatar belakangi oleh dana, fungsi, nyaman, awet, and awareness.

 

so, value yang aku tangkap adalah jual barang sewajarnya dan belilah barang sewajarnya. contoh aku mau beli sepatu lagi after lihat foto iklannya dan spesifikasinya. wajar gak si dengan benefit seperti itu dengan harga segitu. jangan tergiur dengan harga murah ataupun mahal. untuk penjual, juallah barang dengan harga yang wajar atau sesuai dengan hitungan include produksi to distribusi. ga usah khawatir tentang laku dan tidaknya karena rezeki sudah diatur. i dont want ada penjual atau pembeli yang merasa tertipu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun