Itulah mengapa, saat kasus buruk menimpa Zara yang dikenal masyarakat sebagai sosok selebriti yang secara fisik terlihat lebih rupawan daripada Kekeyi, warganet justru cenderung menganggap kasus tersebut hanyalah kekhilafan semata. Mereka seakan-akan memaklumi hal itu dikarenakan perbuatannya yang kurang pantas tersebut sudah dibiaskan oleh kerupawanannya. Berbanding terbalik dengan Kekeyi yang kerap menuai hinaan dan penghakiman dari warganet meskipun ia tidak melakukan kejahatan apapun. Setiap kali ia mengeluarkan konten, selalu ada hinaan yang mengikuti dikarenakan tampilan fisiknya yang tidak sesuai dengan stereotip masyarakat, terlepas dari inti dan tujuan kontennya yang bermaksud hanya untuk menghibur semata. Sebuah ironi bagi seorang mikroselebriti seperti Kekeyi yang harus tetap mempertahankan popularitasnya dengan menampilkan keotentikan karakter yang sudah ia bangun sejak awal karirnya, namun secara bersamaan juga harus menanggung konsekuensi hinaan dan penghakiman akibat stereotip yang ada hanya karena faktor tampilan fisiknya semata.
Akan tetapi, di balik semua hinaan dan penghakiman warganet terhadap Kekeyi, ada hal yang menlandasinya membuat video tutorial make up dengan balon yang sempat viral. Ia ingin membuktikan bahwa setiap wanita berhak merasa dirinya cantik.Â
"Alasan aku bikin make up tutorial, karena dulu pernah dibully aja sih. Dibully jelek, kamu pendek, kamu gemuk. Terus bilang kenapa sih orang gemuk, pendek kayak aku gak bisa cantik? Kan harusnya juga bisa cantik, awalnya dari situ", ungkap Kekeyi saat mengobrol santai dengan Nagita Slavina dalam salah satu video yang diunggah Nagita di kanal YouTube miliknya. Hinaan tersebut justru membuat Kekeyi untuk belajar meningkatkan kemampuan riasnya. Ia ingin mematahkan pandangan tersebut dengan cara yang positif.
Referensi
Buku
Abidin, C. (2018). Internet celebrity: Understanding fame online. Emerald Group Publishing.
Jurnal
Dewi, A. D. A. K. (2013). Studi Komparasi Faktor-faktor Daya Tarik Interpersonal Pada Mahasiswa Unnes yang Berpacaran Ditinjau dari Jenis Kelamin. Journal of Social and Industrial Psychology, 2(1).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H