Mohon tunggu...
Niken Satyawati
Niken Satyawati Mohon Tunggu... Jurnalis - Ibu biasa

Ibu 4 anak, tinggal di Solo. Memimpikan SEMUA anak Indonesia mendapat pendidikan layak: bisa sekolah dan kuliah dengan murah. Berharap semua warga Indonesia mendapat penghidupan layak: jaminan sosial dan kesehatan. TANPA KECUALI. Karena begitulah amanat Undang Undang Dasar 1945.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Siapa Arcandra Tahar, Menteri ESDM Kita?

27 Juli 2016   12:12 Diperbarui: 15 Agustus 2016   10:52 4725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Isu reshuffle sudah lama menggema, bahkan sejak tahun lalu. Namun, ternyata baru di penghujung Juli 2016 ini Presiden RI Joko Widodo benar-benar merealisasikannya. Bila tak ada aral melintang, sejumlah wajah baru menggantikan menteri sebelumnya dalam Kabinet Kerja. Menteri Keuangan Bambang S Brojonegoro diganti Sri Mulyani Indrawati. Menpan RB Yuddy Chrisnandi diganti Asman Abnur. Kepala Bappenas Sofyan Djalil diganti Bambang Brojo. Selanjutnya, Menteri ATR-BPN Ferry Mursidan Baldan diganti Sofyan Djalil. Menteri Perdagangan Thomas Lembong diganti Enggartiasto Lukito.

Sementara itu, Menteri Perindustrian Saleh Husin diganti Airlangga Hartarto. Menteri Perhubungan Ignasius Jonan diganti Budi Karya Sumadi. Menteri Desa Marwan Jaffar diganti Eko Putro Sanjoyo, Menteri ESDM Sudirman Said diganti Archandra Tahar, Mendiknas Anies Baswedan diganti Prof Muhajir. Menkopolhukam Luhut Panjaitan diganti Wiranto. Menko Maritim Rizal Ramli diganti Luhut Panjaitan. Kepala BKPM Franky Sibarani diganti Tomas Lembong. Sedangkan Franky Sibarani akan menjaba Wakil Menteri Perindustrian.

Ada nama-nama yang mungkin akan dipertanyakan publik, yang minta penjelasan mengapa mereka diganti. Seperti Pak Bambang Brodjo, Pak Anies Baswedan, Pak Jonan, Pak Sudirman Said. Mereka diyakini publik sebagai orang-orang baik, namun masuk daftar reshuffle. Saya juga tidak melihat mereka berkinerja buruk. 

Namun, Indonesia sekarang ini tak sekadar butuh orang baik, lebih dari itu sosok lain yang dianggap punya performa lebih baik, lebih cepat kerjanya untuk mempercepat perubahan di negeri ini menuju arah lebih baik. Dan mari ucapkan terima kasih kepada mereka karena telah tulus ikhlas membantu Pak Jokowi selama dua tahun ini. Mereka dan menteri-menteri lain yang katut diganti akan kembali ke komunitasnya semula, tetap beraktivitas dan memberi kontribusi positif terhadap bangsa ini walau bukan di pos menteri.

Tak dipungkiri ada beberapa hal menarik dalam reshuffle kali ini. Pertama adalah kembalinya Srikandi Indonesia, Sri Mulyani Indrawati. Bu Mul adalah sosok yang berkinerja sangat bagus, yang tentu tak diragukan lagi akan bekerja sepenuh hati sesuai bidang keahliannya. Apalagi beliau pernah menduduki pos yang sama pada Kabinet Indonesia Bersatu yang dipimpin mantan Presiden SBY. Selain masuknya beberapa orang partai yang memang dibutuhkan agar parlemen lebih tertib, yang tak kalah menarik adalah masuknya nama baru yang bahkan selama ini tak pernah menduduki jabatan strategis di BUMD atau BUMN mana pun di Indonesia. 

Yang saya maksud dengan nama baru itu adalah Dr Archandra Tahar. Doktor lulusan Amerika ini akan menjabat Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) kita. Archandra saat ini menjabat Presiden di Petroneering, Houston di Texas. Perusahaan ini bergerak di bidang energi dan minyak. Sebelumnya Archandra pernah menduduki jabatan Principal Horton Wison Deepwater Inc sejak Oktober 2009 hingga Oktober 2013. 

Archandra menyelesaikan S1 di Teknik Mesin ITB (masuk tahun 1989) dan kemudian bekerja di Andersen Consulting demi memiliki usaha agar dapat melanjutkan kualiahnya ke jenjang S2 di Amerika. Kuliah S2 di Texas A&M University, Amerika diselesaikan dengan baik hingga kembali ke Indonesia dan berniat membenahi PT Timah. Namun, niatnya ditertawakan karena waktu itu kondisi PT Timah memang sudah sekarat. 

Akhirnya Archandra malah melanjutkan S3 di Amerika. Sejak saat itulah dia melanglang buana di Negeri Paman Sam dan menjadi konsultan di berbagai perusahaan internasional. Meski tinggal di Amerika, kepeduliannya atas tanah kelahirannya sangat tinggi. Dia menyumbangkan tenaga dan pikirannya dalam forum-forum yang membutuhkan keberadaannya. Archandra juga merupakan sosok di balik negosiasi dan keberhasilan Presiden Joko Widodo menarik kembali Blok Masela agar dikuasai Indonesia, dengan memutuskan eksplorasi harus dilakukan onshore bukan offshore. Archandra yang dikaruniai dua anak ini adalah pemilik hak paten tentang desain offshore di Amerika. 

Setelah dilantik, Archandra akan kerja keras dan cepat melaksanakan keputusan Presiden tentang Blok Masela yang kabarnya sejak diputuskan onshore belum ada kemajuan. Dia harus mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dan segera mengambil tindakan nyata. Archandra juga punya tugas berat merenegosiasi kontrak-kontrak kerja di bidang ESDM di masa lalu yang banyak merugikan bangsa Indonesia. 

Di samping itu, Menteri ESDM yang baru sudah semestinya menghapus peraturan-peraturan yang menghambat investasi di bidang energi, dan melakukan pemetaan potensi-potensi minyak dan gas di seluruh wilayah Tanah Air. Ini akan menjadi nilai plus bagi investor, karena paling tidak mereka akan punya initial information tentang potensi yang bisa digarap.

Akhir kata, satu alumnusnya menjadi menteri, tentu menjadi kabar gembira buat keluarga besar kampus Ganesha. Selamat buat ITB!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun