Kocar-kacir sih belum untuk saat ini. Namun bila hal ini terus dibiarkan, kubu Ahok akan benar-benar hancur. Saya sendiri selaku penonton merasa sayang bila itu terjadi. Ahok di mata saya sosok yang baik, orang yang bekerja keras dan telah menunjukkan hasil kerjanya yang tidak main-main dalam memperbaiki kondisi Jakarta. Kalau saja para kepala daerah di Indonesia bekerja seperti Ahok...Â
Berikut adalah rekomendasi dari saya menyikapi karut-marut di tubuh pendukung Ahok:
1. Ahok harus memperbaiki sikap dan cara berkomunikasinya. Hilangkan sifat reaktif. Hindari mengancam. Bicara ketika sudah tenang. Apalagi ketika berhadapan dengan media. Gunakan cara-cara elegan dan pakai hak jawab serta cara lain sesuai kaidah jurnalistik bila merasa dirugikan oleh pers.
2. Pendukung Ahok sebaiknya tidak gampang terpancing untuk ikut menyerang ketika Ahok bersikap reaktif. Ada baiknya justru pendukung tetap tenang, kalau bisa membantu mengingatkan Ahok untuk tenang dan melakukan otokritik.Â
3. Tempo, tetaplah menjadi pilar demokrasi. Sampaikan kepada publik fakta-fakta untuk memenuhi "right to know" Â mereka. Sampai saat ini saya masih memandang Tempo sebagai satu di antara segelintir media yang memegang teguh kredo jurnalistik. Lanjutkan!
4. PDIP harus segera mengambil sikap dan keputusan politik terkait Pilgub DKI, agar pendukungnya juga tidak terombang-ambing. Ingat kasus-kasus di Pilkada yang sudah-sudah ketika PDIP melepaskan calon yang kuat, dan malah berpihak pada kader pilihan PDIP sendiri. Ingat ketika arogansi justru membuat  kursi kekuasaan lepas.
5. Pendukung Jokowi hendaknya mengikuti imbauan Presiden, tetap berada di jalur, menahan diri dari keikutsertaan dalam hiruk pikuk menjelang Pilgub DKI. Jangan sampai membuat pernyataan yang kontraproduktif.Â
Solo, 25 Juni 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H