Mohon tunggu...
Niken Satyawati
Niken Satyawati Mohon Tunggu... Jurnalis - Ibu biasa

Ibu 4 anak, tinggal di Solo. Memimpikan SEMUA anak Indonesia mendapat pendidikan layak: bisa sekolah dan kuliah dengan murah. Berharap semua warga Indonesia mendapat penghidupan layak: jaminan sosial dan kesehatan. TANPA KECUALI. Karena begitulah amanat Undang Undang Dasar 1945.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

(In Memoriam Rumongso) Guru Anti-Mainstream Itu Telah Tiada

20 Juli 2015   20:56 Diperbarui: 20 Juli 2015   20:56 3837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akan tetapi saat libur itu kami masih sempat berinteraksi di Twitter. Saya telat menemukan twitternya, @agilrumongso. Saat saya follow, dia mention saya. Itu adalah mention dari dia yang pertama dan terakhir.

Masih dalam suasana Idul Fitri,  Minggu (20/7/2015), suami menerima pesan dari seorang guru SD Djama’atul Ikhwan, bahwa Pak Rum telah berpulang saat sedang mudik di Jepara. Dia meninggal di RS Kartini Jepara yang hanya sempat beberapa jam menangani, setelah mengeluh sakit perut. Dia pergi di usia yang masih muda, 44 tahun. Saya shock berat dan airmata terus mengalir. Saya seakan tak mau mempercayai kabar yang saya dengar. Hingga saat saya menulis kisah ini, saya masih berharap semua ini hanya mimpi.

Minggu depan sekolah akan dimulai. Saya tak bisa membayangkan bila Pak Rum tak ada di sana menyambut kami. Saya juga tak bisa membayangkan Hanief, putera semata wayang yang sangat dikasihinya (kakak kelas Hanun), berangkat dan pulang sekolah tanpa bareng lagi dengan ayahnya.

Pintu gerbang sekolah akan kembali dibuka
Namun tak ada lagi pria yang selalu tersenyum berdiri di sana
Tak ada lagi tempat anak-anak menggelendot manja, main perosotan di kaki yang panjang
Tak ada lagi sosok yang begitu sabar, suka mendengar dan melayani itu

Pak Rum… mengapa pergi begitu cepat? Kepergianmu begitu mendadak, Pak… kami tidak siap. Namun siap atau tidak siap, dirimu tak akan pernah kembali. Saya berjanji akan terus mensupport guru-guru yang ada saat ini demi kebaikan sekolah. Beristirahatlah dengan tenang, Pak. Semoga Allah selalu menjagamu, memelukmu di sisi-Nya, dan mempertemukan kita semua kelak di taman Firdaus-Nya.

Kami di sini akan selalu merindukanmu, Pak Rum…

Solo, 21 Juli 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun