Mohon tunggu...
Niken Satyawati
Niken Satyawati Mohon Tunggu... Jurnalis - Ibu biasa

Ibu 4 anak, tinggal di Solo. Memimpikan SEMUA anak Indonesia mendapat pendidikan layak: bisa sekolah dan kuliah dengan murah. Berharap semua warga Indonesia mendapat penghidupan layak: jaminan sosial dan kesehatan. TANPA KECUALI. Karena begitulah amanat Undang Undang Dasar 1945.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Curhat: Saya Ilfil kepada Andrea Hirata

20 Februari 2013   05:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:01 3503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_244396" align="aligncenter" width="576" caption="Karya Andrea Hirata di antara koleksi buku perpustakaan saya."][/caption]

Terus terang, saya adalah penggemar berat Andrea Hirata. Saya membaca dan mengkoleksi semua novelnya dari tetralogi Laskar Pelangi yang terdiri dari empat buah buku: "Laskar Pelangi, Sang  Pemimpi, Edensor, Maryamah Karpov."  Saya membaca berulang-ulang dwilogi "Padang Bulan dan  Cinta dalam Gelas" . Saya mengagumi dan terpesona oleh sepangat nasionalismenya yang mewujud dalam novel  "Sebelas Patriot".

Hanya kumpulan cerpen "Laskar Pelangi Song Book" yang saya tak punya, karena di dalamnya berisi cerpen-cerpen karya orang lain, walau dilengkapi CD musik berisi lagu-lagu karya Andrea termasuk "Cinta Gila" (menurut saya maksain banget deh).

Saya sangat iri ketika suatu hari seorang kawan bercerita, habis ketemu Andrea di Bandara, lalu naik bus bersama-sama dari Bandara Cengkareng, dan akhirnya dia berkesempatan  foto bareng Andrea. Iri juga saat kompasiaer Johan Wahyudi berkesempatan menghadiri suatu acara di Belitong, dan bertemu Andrea Hirata di sana.

Saya sangat menjiwai buku-buku Andrea Hirata, Hingga iseng mengumpulkan daftar "penyakit gila" yang menjadi selingan lucu di novel-novelnya. Saya juga sering mengutip "buku besar peminum kopi" yang bikin ngakak, yang ada di buku dwilogi "Padang Bulan-Cinta Dalam Gelas".

Namun hari ini saya sangat kecewa ketika pagi-pagi membuka Facebook, ada seorang teman menautkan link tentang Andrea Hirata yang akan menggugat kompasianer Damar   Juniarto, terkait tulisannya beberapa waktu lalu. Saya kaget, tak habis pikir dengan keputusan seorang Andrea Hirata. Yang ada di pikiran saya: Mentang-mentang dia sudah kaya hingga mampu menyewa pengacara? Mentang-mentang sudah mendapatkan pencapaian yang tinggi dan membuatnya banjir sanjungan?

Mas Damar menulis bukan tanpa dasar.  Klarifikasi? Itu sudah dilakukan Andrea Hirata. Akhirnya masyarakat yang menilai. So, kenapa masih  butuh memperkarakan di pengadilan? Untuk menunjukkan bahwa kepada publik bahwa "Jangan ganggu gue kalo nggak mau kena masalah"?

Simpati saya selama ini kepada Andrea Hirata mendadak hilang. Sebagai gantinya: Saya ilfil berat.

Dalam dunia jurnalistik yang saya geluti, berlaku hak jawab. Ketika kompasianer Damar memberikan informasi yang salah di tulisannya, gunakan hak jawab dengan menulis di saluran yang sama. Selesai. Bukan dengan menggugat ke pengadilan.

Andrea adalah penulis besar. Harusnya bisa bertindak lebih arif, lebih dewasa dalam mensikapi kasus ini. Saya khawatir ini justru akan menjadikan kontraproduktif  di pihak Andrea karena saya yakin bukan hanya saya penggemarnya yang merasa kecewa terhadap dia. Saya dan banyak kawan penggemarnya sama sekali tidak menilai upaya memenjarakan kompasianer Damar itu bagus dan mendukungnya, justru melihat hal ini sebagai bentuk arogansi seorang Andrea Hirata.

Andrea memang telah menjadi penulis besar. Satu di antara segelintir novelis Indonesia yang bukunya mampu menembus dunia. Saya mengira seluruh pergulatan batin dan segudang pencapaiannya, akan membentuk sosok seorang Andrea Hirata yang arif dan bijaksana, Ternyata tidak. Andrea belum sedewasa itu.

Sejauh ini setelah melihat perkembangan, sejujurnya saya masih berharap Andrea sendiri atau bisa juga didampingi pengacaranya yang tak lain kompasianer Yusril Ihza Mahendra,  duduk berdampingan dengan Damar Juniarto. Mereka bertiga tampil di hadapan publik/wartawan, Andrea dengan besar hati menyatakan menarik kembali rencana gugatannya. Sebaliknya dia justru berterima kasih kepada Damar atas kritiknya, dan lantas mereka berdua bersalaman. Kalau ini benar terjadi, saya jamin ilfila saya akan sembuh seketika.

Akhirnya, izinkan saya akhiri curhat saya dengan menampilkan pesan di iklan rokok yang diunggah kompasianer Hazmi Srondol di halaman Facebooknya hari ini:

1361336419269509094
1361336419269509094

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun