[caption id="attachment_322768" align="aligncenter" width="576" caption="Bersih-bersih Jl Slamet Riyadi. Paling kiri, kaus merah adalah Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo. (Foto by Ridho T)"][/caption]
Sehari setelah hujan abu akibat letusan gunung Kelud, situasi Kota Solo dan sekitarnya berangsur-angsur pulih, walau sebagian besar sudut kota masih diliputi abu. Dua hari pada Jumat-Sabtu (14-15/2/2014) , warga disibukkan dengan kegiatan bersih-bersih abu yang menyelimuti jalan, rumah, kendaraan dan barang-barang lainnya.
Bila pada hari Jumat 80% perekonomian lumpuh, pada Sabtu kira-kira persentase kelumpuhan tinggal 50% saja. Toko-toko yang semula tutup mulai buka. Warung kaki lima masih banyak yang tutup, tapi sudah ada yang beroperasi. Pasar tak lagi sepi. Hanya sekolah yang masih meliburkan kegiatan belajar-mengajar, karena anjuran Walikota. Bandara Adisoemarmo juga masih nihil dari penerbangan. Penerbangan akan dilakukan lagi Senin (17/2) mendatang.
Yang menarik adalah acara bersih-bersih kota melibatkan semua elemen masyarakat. Bahkan Walikota FX Hadi Rudyatmo (Rudy), ikut berpeluh-peluh membersihkan jalan Slamet Riyadi, di sekitar rumah dinas Loji Gandrung, dari siang sampai sore. Rudy ikut mengeruk abu dan membantu menyemprot air. Semua mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk membersihkan jalan protokol ini dari abu. Ratusan anggota TNI juga sigap membantu.
Syukur alhamdulillah Sabtu pagi, jantung kota Solo diguyur hujan. Maka kegiatan bersih-bersih pun lebih ringan dibantu oleh tangan Tuhan. Sayang, sebagian kota tak kebagian hujan. Jadi masih sangat berdebu karena kendaraan yang lalu lalang menerbangkan abu. Seperti di sepanjang Jl Dr Radjiman, kawasan Pasar Kembang, BUnderan Sakura di Sriwedari dan perempatan Jongke.
[caption id="attachment_322769" align="aligncenter" width="576" caption="Perempatan Pasar Kembang, Sabtu siang, masih seperti pesisir pantai."]
Di kampung-kampung, warga sibuk membersihkan lingkungannya masing-masing. Bapak-bapak, ibu-ibu maupun anak-anak turun ke jalan membawa sekop, sapu dan ember untuk tempat abu.
[caption id="attachment_322771" align="aligncenter" width="576" caption="Anak-anak di kompleks saya tinggal ikut gotong royong membersihkan jalan."]
Di sekitar kawasan pertokoan, para karyawan toko juga bergotong-royong membersihkan jalan depan toko masing-masing. Hal ini seperti terlihat di kawasan Nonongan dan Coyudan.
[caption id="attachment_322770" align="aligncenter" width="576" caption="Kesibukan karyawan toko di Coyudan, membersihkan jalan dari debu."]
Sementara itu rangkaian acara menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-269 Kota Solo banyak yang dibatalkan sebagai efek hujan abu akibat meletusnya Gunung Kelud. Acara tahunan Festival Jenang di Ngarsopuro yang sedianya digelar dua hari pada tanggal 16 dan 17 Februari 2014 DIBATALKAN
Sedangkan Konser Gamelan Akbar yang akan diselenggarakan Sabtu malam akhirnya dikemas dalam bentuk SOLO PEDULI KORBAN BENCANA GUNUNG KELUD, sedangkan kirab budaya Solo Carnival yang sedianya diselenggarakan Minggu (16/2) malam pun ikut DIBATALKAN. Upacara Hari Jadi Kota Solo yang direncanakan digelar di Stadion R. Maladi berpindah lokasi menjadi upacara di halaman Balaikota.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H